Wawancara Tokoh
Bincang dengan Yenny Wahid, Lemas dan Gemes Lihat Garuda
Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang kerap disapa Yenny Wahid mengungkap awalnya sempat tidak mau menerima
Ternyata problemnya jauh lebih berat. Misalnya, laporan keuangan yang harus di-restate.
Kemudian ada temuan-temuan audit yang harus disikapi.
Budaya kerja yang harus dibenahi. Lalu kalau dulu persoalan Good Corporate Governance (GCG), dulu ada pengelolaan yang mungkin tidak terlalu transparan dalam hal pengaturan, macam-macam hal.
Juga ternyata ada beberapa rute-rute yang merugi, tapi tetap dipertahankan.
Kalau dari sisi bisnis, ada mekanisme-mekanisme yang kurang pas lah untuk sebuah perusahaan terbuka.
Itu yang pelan-pelan kita coba beresin.
Waktu di dalam saya coba bereskan, juga bersama dengan komisaris yang lain kita coba melakukan pembenahan, terutama dari sisi GCG-nya tadi.
Jadi ada akuntabilitas, profesionalisme, dan sebagainya itu yang selalu kita tekankan.
Jangan intrik-intrik. Biasalah perusahaan pelat merah kan suka begitu tuh.
Nah itu ditinggalkan deh, jangan ke arah sana.
Kemudian orientasinya harus profit.
Jangan cuma sekedar masuk kerja.
Bukan begitu. Mungkin kesadaran macam itu yang coba kita bangun pelan-pelan.
Kalau dari sisi bisnis kita melakukan banyak upaya untuk membuat plan ke depan apa yang harus dijalankan oleh Garuda, seperti revitalisasi bisnis, restrukturisasi sisi keuangannya karena dulu banyak hal-hal yang tidak efisien.
Baca juga: Tayangan Wawancara Harry - Meghan & Dokumenter Britney Spears Dapat Nominasi Emmy Awards
Anak perusahaan yang nggak jelas, cucu perusahaan ini apa sih.