Berita Denpasar
Kisah Sepi Nengah, Kusir Delman di Kota Denpasar, Pergi Kosong, Pulang pun Sama
Di balik hiruk pikuknya Kota Denpasar dengan kendaraan-kendaraan, masih terdapat delman atau dokar yang beroperasi.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Suasana jalan raya di sekitar Lapangan Puputan, Denpasar, Bali, pada sore itu cukup cerah.
Namun suasana hati Nengah Purna, kusir delman di sana, tidak cukup cerah.
Banyak masyarakat sekitar yang melakukan aktivitasnya, entah berjualan atau sekedar melewati Lapangan Puputan.
Ketika berada di ruas jalan ini, mata pun tertuju pada dokar atau delman yang berada di kiri jalan raya dekat papan informasi untuk 'Turis'.
Baca juga: KISAH Bu Guru TK Banting Setir Jadi Montir Bengkel di Kaki Gunung Wilis
Terlihat salah satu kusir delman tersebut yakni, Nengah Purna sedang duduk di atas delmannya.
Ketika ditemui Tribun Bali, pria paruh baya tersebut menyambut dengan ramah.
Di balik hiruk pikuknya Kota Denpasar dengan kendaraan-kendaraan, masih terdapat delman atau dokar yang beroperasi.
Biasanya delman saat ini bukan digunakan sebagai transportasi utama, melainkan hanya untuk berwisata.
Namun karena sedang diterapkan PPKM, angkutan tradisional ini pun jarang dijajaki oleh masyarakat.
Sebagai kusir delman, Nengah pun merasakan dampaknya.
Karena pekerjaan utamanya hanya menjadi seorang kusir delman, tentunya ia sangat menggantungkan hidupnya pada profesi ini.
Sepinya pengunjung tak jarang membuat ia bahkan tidak mendapatkan penumpang dalam sehari.
"Sepi sekali sekarang. Bahkan satu hari ini tidak ada yang naik dokar sama sekali. Pergi kosong, pulang pun kosong hari ini," ceritanya, Rabu 18 Agustus 2021.
Sudah menjadi kusir delman sejak zaman pemerintahan Presiden Ir Soekarno hantaman dari pandemi Covid-19 ini terparah, menurutnya.
Perekonomian dari berbagai segmen pun juga ikut redup akibat pandemi ini.