Berita Denpasar

Kisah Sepi Nengah, Kusir Delman di Kota Denpasar, Pergi Kosong, Pulang pun Sama

Di balik hiruk pikuknya Kota Denpasar dengan kendaraan-kendaraan, masih terdapat delman atau dokar yang beroperasi.

Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Nengah Purna, kusir delman di Kota Denpasar ketika ditemui, pada Rabu 18 Agustus 2021 - Kisah Sepi Nengah, Kusir Delman di Kota Denpasar, Pergi Kosong, Pulang pun Sama 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Suasana jalan raya di sekitar Lapangan Puputan, Denpasar, Bali, pada sore itu cukup cerah.

Namun suasana hati Nengah Purna, kusir delman di sana, tidak cukup cerah.

Banyak masyarakat sekitar yang melakukan aktivitasnya, entah berjualan atau sekedar melewati Lapangan Puputan.

Ketika berada di ruas jalan ini, mata pun tertuju pada dokar atau delman yang berada di kiri jalan raya dekat papan informasi untuk 'Turis'.

Baca juga: KISAH Bu Guru TK Banting Setir Jadi Montir Bengkel di Kaki Gunung Wilis

Terlihat salah satu kusir delman tersebut yakni, Nengah Purna sedang duduk di atas delmannya.

Ketika ditemui Tribun Bali, pria paruh baya tersebut menyambut dengan ramah.

Di balik hiruk pikuknya Kota Denpasar dengan kendaraan-kendaraan, masih terdapat delman atau dokar yang beroperasi.

Biasanya delman saat ini bukan digunakan sebagai transportasi utama, melainkan hanya untuk berwisata.

Namun karena sedang diterapkan PPKM, angkutan tradisional ini pun jarang dijajaki oleh masyarakat.

Sebagai kusir delman, Nengah pun merasakan dampaknya.

Karena pekerjaan utamanya hanya menjadi seorang kusir delman, tentunya ia sangat menggantungkan hidupnya pada profesi ini.

Sepinya pengunjung tak jarang membuat ia bahkan tidak mendapatkan penumpang dalam sehari.

"Sepi sekali sekarang. Bahkan satu hari ini tidak ada yang naik dokar sama sekali. Pergi kosong, pulang pun kosong hari ini," ceritanya, Rabu 18 Agustus 2021.

Sudah menjadi kusir delman sejak zaman pemerintahan Presiden Ir Soekarno hantaman dari pandemi Covid-19 ini terparah, menurutnya.

Perekonomian dari berbagai segmen pun juga ikut redup akibat pandemi ini.

Selain berdampak padanya, dua anak Nengah pun juga terpaksa harus dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.

Di usia yang terbilang sudah cukup senja, sebenarnya Nengah sudah tidak diperbolehkan menarik delman lagi oleh anaknya.

"Sebenarnya sudah tidak dikasih sama anak-anak narik delman, tapi kalau saya hanya diam di rumah saja malah badan terasa sakit. Terlebih saat ini dua anak saya sudah dirumahkan karena Corona. Jadi saya harus bekerja," kata kakek delapan cucu ini.

Delman Nengah ini beroperasi pukul 12.00 Wita hingga 16.00 Wita.

Biasanya ia mangkal di Jalan Gajah Mada, Denpasar.

Tak jarang juga melipir ke Jalan Surapati dengan harapan bisa mendapatkan penumpang.

Sudah 50 tahun lebih menjadi seorang kusir, Nengah mengaku tidak susah merawat kuda.

Kuda yang ia gunakan untuk delmannya pun merupakan milik sendiri dan dibelinya dua tahun silam.

"Kalau dibilang tidak susah, ya tidak susah sebenarnya merawat kuda. Itu semua tergantung kesenangan masing-masing saja. Hanya saja saat ini agak susah mencari rumput untuk pakannya," lanjut pria berumur 75 tahun tersebut.

Untuk tarifnya, sekali angkutan menaiki delman Nengah hanya dibanderol dengan Rp 50 ribu.

Delman Nengah ini muat hingga tiga orang.

Baca juga: KISAH Ktut Tantri: Sosok Perempuan Amerika Pindah ke Bali, Berjuang Bersama Bung Tomo & Bung Karno

Di usianya yang sudah sangat senja, tak banyak harapan Nengah.

Ia hanya ingin anak-anaknya kembali mendapatkan pekerjaan dan pandemi Covid-19 ini bisa segera berlalu.

(Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami)

Kumpulan Artikel Denpasar

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved