Berita Bali

Banyak Hotel Dijual di Bali, Sandiaga: Pengusaha Jangan Menjadi Pihak Dirugikan karena Obral Aset

"Jangan sampai para pengusaha dalam negeri justru menjadi pihak yang dirugikan karena melakukan obral aset," kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Tangkap layar Weekly Press Briefing bersama Menparekraf Sandiaga yang dilakukan secara hybrid dari Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin

TRIBUN-BALI.COM - Melihat banyaknya hotel-hotel di Bali yang dijual oleh pemiliknya dampak dari pandemi Covid-19 berkepanjangan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyebut merupakan sesuatu yang wajar.

"Sejatinya jual beli aset adalah sebuah kelaziman dalam setiap krisis. Biasanya, para pemilik maupun investor akan melakukan penyesuaian portofolio bisnisnya dan sebagian memutuskan menjual asetnya," ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing secara daring, Senin 23 Agustus 2021.

Baca juga: Karangasem Sediakan 12 Hotel untuk Isoter, Satu Kamar Berisi 2 Pasien Positif Tanpa Gejala

Tapi di sisi lain, menurut Sandiaga di tengah keterpurukan tersebut, biasanya masih ada saja investor-investor lain yang tertarik untuk membelinya. 

Hal itu pun terjadi di kala pandemi ini. Karena ternyata di tengah ketidakpastian, banyak sekali pariwisata dan ekraf yang menawarkan satu potensi. 

"Saya justru menerima banyak email dari kolega dan relasi di luar negeri, banyak peminat untuk membeli aset-aset di Indonesia," imbuhnya.

Baca juga: Karangasem Sediakan 12 Hotel untuk Isoter, Satu Kamar Berisi 2 Pasien Positif Tanpa Gejala

Ia berharap kepada para pemilik hotel untuk memikirkan kembali sebelum memutuskan menjual atau melepas aset mereka.

"Kami berharap para pemilik penginapan ini harus berpikir ulang dan mengkaji dampak yang ditimbulkan dengan penjualan mereka."

"Jangan sampai para pengusaha dalam negeri justru menjadi pihak yang dirugikan karena melakukan obral aset," kata Menparekraf Sandiaga Uno.

Ia menambahkan akibatnya, lapangan pekerjaan di Indonesia akan berkurang. 

Alangkah baiknya, terjalin kemitraan dari potensi-potensi investasi di sektor pariwisata dari investor luar negeri dengan mitra di Indonesia. 

Baca juga: Suwirta Minta Owner Hotel Rela, Lobi Agar Jadi Tempat Isoter Warga Nusa Penida Klungkung

Sehingga dengan kolaborasi ini bisa menggerakkan kembali sektor pariwisata dan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya.

Sejumlah langkah dan program telah dibuat Kemenparekraf untuk dapat menyelamatkan sektor pariwisata, khususnya hotel dan restoran.

"Selain Dana Hibah Pariwisata atau yang saat ini berganti nama menjadi BPUP serta berbagai program Pemulihan Ekonomi Nasional yang telah disiapkan pemerintah. Nota kesepahaman dengan Kementerian Investasi/BKPM juga jadi salah satu yang
diharapkan dapat menjadi solusi bangkitnya industri parekraf dengan masifnya investasi di sektor ini serta pengembangan industri dan investasi," paparnya.

Namun hal yang paling mendasar adalah pemerintah terus menggalakkan vaksinasi COVID-19 sehingga angka COVID-19 bisa ditekan dan kehidupan masyarakat utamanya pariwisata dan ekonomi kreatif kembali pulih. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved