Serba Serbi
Hari Raya Saraswati, Berikut Banten yang Bisa Dipersembahkan Menurut Kepercayaan Hindu Bali
Biasanya umat Hindu, akan menghaturkan bebantenan atau upakara sebagai rasa sujud bakti dan terimakasih atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa selama
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Saniscara Umanis Watugunung, pada 28 Agustus 2021 besok adalah hari suci Saraswati.
Hari suci ini menjadi penanda turunnya ilmu pengetahuan Weda ke bumi.
Guna mencerdaskan umat manusia, agar mampu berpikir, berbuat, berkata lebih baik dan bijaksana.
Biasanya umat Hindu, akan menghaturkan bebantenan atau upakara sebagai rasa sujud bakti dan terimakasih atas karunia Ida Sang Hyang Widhi Wasa selama ini.
Baca juga: Pelaksanaan Perayaan Saraswati Akan Dibatasi, PHDI Gianyar: Maksimal yang di Sekolah Hanya 15 Orang
Dalam Sundarigama disebutkan, bahwa banten Saraswati yang paling sederhana adalah suci, peras, daksina, penek, ajuman, sasayut saraswati, sagara gunung, parangkatan putih kuning, canang wangi-wangi, daging itik.
Kemudian daksina palinggihan Saraswati, kembang pahes, sekar cane, canang yasa, serta perlengkapan lainnya.
Seluruh pustaka yang menggunakan aksara sebagai tempat bersemayam Dewi Saraswati dibuatkan sesajen dan dipuja dengan persembahan bunga harum, dimohonkan air suci kehadapan Dewa Matahari.
Telah sejak lama, ada mitos bahwa pada hari suci Saraswati umat tidak diperkenankan membaca dan menulis serta ada pula kepercayaan tidak melantunkan nyanyian suci.
Umat hanya diperkenankan melakukan pemujaan atas kebesaran dan kemuliaan Bhatari Saraswati.
Namun hal ini diluruskan oleh Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti.
Beliau mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah demikian.
Maksud dari mitos itu adalah umat harus mendahulukan yadnya kehadapan Dewi Saraswati sebagai lambang ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
Fokus pada beliau dan menerima ilmu pengetahuan sebaik mungkin, untuk memerangi kebodohan dan keangkuhan.
Baru setelah segala yadnya dan upakara selesai, umat bisa kembali membaca buku dan sebagainya. Sehingga yadnya yang diutamakan saat hari suci Saraswati.
Baca juga: Makna Dewi Saraswati di Dalam Weda Menurut Keyakinan Hindu