Berita Jembrana
Sebanyak 60 KK di Kelurahan Pendem Terisolir Karena Tidak Ada Jembatan
Warga Kelurahan Pendem mengeluhkan jalan rusak dan tidak adanya jembatan sebagai akses untuk keluar masuknya warga.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Warga Kelurahan Pendem mengeluhkan jalan rusak dan tidak adanya jembatan sebagai akses untuk keluar masuknya warga.
Akibatnya setidaknya ada 60 kepala keluarga (KK) yang terisolir.
Hal ini diketahui, saat pemantauan oleh Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna saat menyalurkan bantuan berupa sembako ke warga.
BACA JUGA: Sebanyak 102 Warga Binaan Rutan Kelas II B Negara Jalani Vaksinasi Dosis II
Salah seorang warga, Ni Putu Nariasih, 50 tahun mengatakan, bahwa warga di Lingkungan Dewasana mengusulkan supaya Wabup yang disapa Ipat itu membangun jembatan.
Alasannya, ada sekitar 60 warga termasuk dirinya masih terisolir lantaran tidak memiliki akses jembatan dari tempat tinggalnya menuju jalan umum di wilayahnya.
“Sampai saat ini kami tidak memiliki akses jembatan. Agar kami beserta warga bisa lewat, kami bersama warga membuat jembatan seadanya dengan cara swadaya,” ucapnya.
Di sisi lain, salah seorang tokoh masyarakat kelurahan Pendem, I Nengah Cantra mengaku, bahwa tepatnya di Jalan Jalak Putih atau di timur Kompi Raider 900, kondisi jalan sepanjang 1,7 kilometer ini rusak parah.
Meskipun, warga menyadari bahwa saat ini anggaran pemerintah difokuskan untuk penanganan Covid-19.
Namun, pihaknya meminta supaya ada perbaikan jalan dikarenakan infratruktur jalan cukup buruk di wilayahnya.
“Tolong keluhan kami ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, kami merasa sangat malu kepada masyarakat kami ini,” ungkapnya.
BACA JUGA: Kisah Sri Rintis 'Kripik Biru' yang Populer di Bali, Khas Berbahan Kepala dan Leher Ayam
Sementara itu, Wakil Bupati, I Gede Ngurah Patriana Krisna mengaku, bahwa masyarakat saat ini harus bersabar.
Pasalnya, pihaknya tetap berupaya dan melakukan langkah-langkah perbaikan.
Alasannya, pemerintah saat ini sedang dihadapkan dengan masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19.
Namun demikian, pemerintah terus berupaya termasuk memberikan atensi terhadap infrastruktur khususnya jalan yang rusak.
Begitu juga akses jembatan yang ada di lingkungan Dewasana kelurahan Pendem.
“Astungkara, harapan warga masyarakat di tahun 2022 akan dapat terealisasi,” akunya.
Senada dengan Wabup Ipat, Kabid Bina Marga pada Dinas PUPR, I Kade Subamia membenarkan, kalau jalan rusak yang dikeluhkan oleh warga masyarakat kelurahan Pendem sampai saat ini belum dapat perbaikan.
Meski demikian, pihaknya menegaskan kalau upaya perbaikan jalan itu telah masuk dalam usulan melalui anggaran DAK tahun 2021.
“Memang kalau jalan itu kondisinya rusak berat. Kami telah mengususulkan perbaikan jalan Jalak Putih tersebut tahun 2021, lewat Dana DAK tahun 2022, bahkan kita juga sudah pernah usulkan jalan ini di tahun 2020 lalu. Namun karena kerbatasan anggaran jalan tersebut belum busa ditangani,” jelasnya.
Terkait dengan anggaran dan volume jalan yang diusulkan, sambung Subamia, diperkirakan akan mencapai Rp 3,2 Miliar.
Dimana perbaikan nantinya akan dilakukan terhadap jalan sepanjang 1,77 kilometerX
Sedangkan untuk pembangunan jembatan, para tokoh masyarakat dapat mengajukan usulan sesegera mungkin.
“Kami harapkan segera para tokoh di kelurahan ini membuat usulan secepatnya. Kita baru tahu, kalau warga di lingkungan Dewasana sampai saat ini tidak memiliki akses jembatan. Untuk volume jembatan yang diusulkan warga, perkiraan panjang sekitar 8 meter dengan lebar 3 meter dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp200 juta,” bebernya. (*)