Serba Serbi

Memaknai Hari Raya Saraswati: Menghormati Ilmu Pengetahuan hingga Mitos Tidak Boleh Membaca

Memaknai Hari Raya Saraswati: Menghormati Ilmu Pengetahuan hingga Mitos Tidak Boleh Membaca

Penulis: Putu Supartika | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Memaknai Hari Raya Saraswati: Menghormati Ilmu Pengetahuan hingga Mitos Tidak Boleh Membaca 

“Itu salah, malah seharusnya belajar karena ilmu pengetahuan sedang turun,” kata Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti.

Menurut Ida Rsi, etikanya sebelum belajar haruslah menghaturkan bakti terlebih dahulu kepada Tuhan, melalui bebantenan dan sembahyang di merajan masing-masing.

Sehari setelah saraswati atau besoknya adalah Banyupinaruh. Filosofinya, pada saat menerima ilmu pengetahuan ketika Saraswati berarti bahwa pengetahuan terus mengalir. 

Sehingga, dengan ilmu pengetahuan yang sudah didapat, saat banyupinaruh umat menyucikan pikiran serta menyucikan perilakunya sendiri.

Setelah itu, Buda Kliwon Sinta disebut dengan Pagerwesi. 

“Pagar dari besi artinya pagar yang kokoh, di sana kita memagari diri kita. Kemudian memagari diri kita jangan sampai pengetahuan disalahgunakan,” ujar Ida Rsi.

"Oleh sebab itu, Saraswati sangat penting buat kehidupan. Dan Saraswati harus diketahui oleh semua masyarakat baik tua atau muda serta anak-anak dan sebagainya. Jangan menganggap Saraswati hanya hari raya bagi murid-murid saja,”  imbuhnya. (sup/ser)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved