Berita Klungkung
Tembok di TOSS Karangdadi Klungkung Dilukis Mural, Baik Buruk Sikap Berdampak ke Lingkungan
Pemerintah mengkritik masyarakat dalam karya seni di tembok Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Karangdadi
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Aparat begitu sigap menghapus mural bernada kritik terhadap pemerintah terkait penanganan pandemi hingga korupsi.
Seniman mural sampai diburu karena dianggap menghina lambang negara.
Namun beda cerita di Klungkung, Bali.
Lewat media mural, Pemkab membalik keadaan.
Baca juga: Viral Kritik Pemerintah lewat Mural, Sosiolog Unud Beri Pandangan terhadap Fenomena Ini
Pemerintah mengkritik masyarakat dalam karya seni di tembok Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Karangdadi.
Mural dibuat agar warga mengelola sampah dengan baik.
Tembok di TOSS Centre yang dilukis mural memiliki panjang sekitar panjang 150 meter dan tinggi dua meter.
Mural terlukis di kedua sisinya, sehingga panjang mural secara keseluruhan mencapai 300 meter.
"Mural ini rampung di lukis bulan Mei lalu, yang melukisnya seniman lokal asal Nusa Penida. Sementara untuk konsepnya dari Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan, I Ketut Suadnyana, Selasa 31 Agustus 2021.
Mural tersebut secara umum menggambarkan bagaimana kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah dan dampaknya kepada lingkungan.
Seperti di sisi timur tembok, menggambarkan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dan membuat lingkungan menjadi kumuh.
Sampah mencemari selokan, sungai, dan laut, yang menyebabkan bencana banjir hingga merusak populasi satwa karena habitatnya terkontaminasi sampah.
Digambarkan juga bagaimana sampah dan TPA yang menumpuk hingga menjadi sumber penyakit.
Sementara di sisi barat, digambar cara mengelola sampah dengan baik dari rumah tangga.
Semisal dengan memilahnya terlebih dahulu sebelum dibuang dan diangkut oleh petugas kebersihan.