Korea Utara

Hadapi Ancaman Kim Jong Un dari Korut, Korsel Kembangkan Rudal Balistik Lebih Hebat

Kabar tersebut muncul ketika Korsel mengungkap proposal anggaran untuk memperkuat sistem pertahanan mereka melawan Korea Utara

Editor: DionDBPutra
STR/AFP/KCNA VIA KNS
Foto tak bertanggal yang dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 31 Agustus 2021 menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) bertemu orang-orang muda yang secara sukarela bekerja di sektor konstruksi sosialis yang sulit dan menantang. 

TRIBUN-BALI.COM, SEOUL - Korea Selatan ( Korsel) berada pada tahap akhir pengembangan sebuah rudal balistik yang mampu membawa hulu ledak seberat 3 ton.

Demikian laporan kantor berita Yonhap Kamis 2 September 2021.

Kabar tersebut muncul ketika Korsel mengungkap proposal anggaran untuk memperkuat sistem pertahanan mereka melawan Korea Utara ( Korut).

Dalam cetak biru pertahanan 2022-2026, kementerian pertahanan Korsel mengatakan mereka akan mengembangkan rudal baru dengan kekuatan penghancur yang meningkat secara signifikan.

Baca juga: Berat Badannya Menurun Drastis, Korea Utara Mencari Pengganti Kim Jong Un

Baca juga: Wilayah Korea Utara Dilanda Cuaca Panas hingga 35 Derajat Celcius

Sistem pertahanan rudal yang diperkuat dan senjata penangkis baru itu untuk melawan artileri jarak jauh.

"Kami akan mengembangkan rudal yang lebih kuat, lebih presisi dengan jangkauan lebih jauh untuk melakukan pencegahan serta menciptakan keamanan dan perdamaian di Semenanjung Korea," kata kementerian pertahanan Korsel.

Di antara rudal-rudal tersebut ada senjata baru dengan jangkauan terbang 350-400 kilometer dan muatan hingga 3 ton.

Senjata itu dirancang untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah seperti yang dimiliki Korut dan dipercaya digunakan untuk menyimpan senjata nuklir, kata Yonhap mengutip sejumlah sumber anonim.

Rudal tersebut akan menjadi yang terbaru dalam perlombaan rudal konvensional di antara kedua Korea.

Pembuatannya dipercepat setelah Korsel dan Amerika Serikat sepakat untuk membatalkan semua pembatasan bilateral pada pengembangan rudal Seoul awal tahun ini.

Tahun 2020, Korsel mengumumkan rudal balistik jarak pendek (SRBM) baru yang bernama Hyunmoo-4.

Pada Maret lalu, Korut menguji sebuah SRBM yang mereka klaim mampu membawa 2,5 ton muatan.

Hyunmoo-4 adalah rudal terbesar Korsel.

"Menyusul penghentian pembatasan, kami akan melakukan pencegahan terhadap potensi ancaman dan meningkatkan kemampuan serang melawan target utama," kata pernyataan tersebut.

Sebelum dekade ini berakhir, Asia akan dipenuhi dengan rudal-rudal konvensional yang mampu melesat lebih jauh dan lebih cepat.

Rudal itu menghantam lebih kuat, dan lebih canggih daripada sebelumnya, sebuah perubahan drastis dan berbahaya dalam beberapa tahun belakangan, kata analis, diplomat, dan pejabat militer.

Secara keseluruhan, cetak biru pertahanan Korsel akan menghabiskan anggaran 315.2 triliun won atau sekira Rp 3.874,8 triliun, naik 5,8 persen secara rata-rata dari tahun ke tahun dalam lima tahun ke depan.

Bantuan militer AS

Dari Vladivostok dilaporkan, Kremlin mengatakan bahwa bantuan militer AS ke Ukraina dapat membuat Kiev berperilaku tidak terduga dan berbahaya dalam konflik di timur negeri itu.

Kremlin menyatakan penyesalan atas persahabatan AS-Ukraina yang dikatakan dimotivasi oleh oposisi terhadap Rusia.

Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Washington pada Rabu 1 September 2021 bahwa Amerika Serikat "berkomitmen kuat" untuk keutuhan teritorial Ukraina dan menawarkan $60 juta (Rp855,4 miliar) dalam bantuan keamanan baru.

Pasukan Ukraina telah memerangi kekuatan yang didukung Rusia di wilayah timur Donbass sejak 2014, konflik yang menurut Kiev telah menewaskan 14.000 orang.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengemukakan kekhawatiran tentang rencana bantuan militer AS dalam komentarnya kepada wartawan di kota Vladivostok di timur jauh Rusia.

"Kami yakin ini berpotensi menyebabkan tindakan tak terduga oleh pihak Ukraina dalam upaya menyelesaikan ... konflik Ukraina ... dengan paksa. Ini sangat berbahaya," kata Peskov.

".... sederhananya, kita berbicara tentang persahabatan Ukraina-Amerika melawan Rusia. Artinya, mereka berteman bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi melawan Rusia. Ini ... bisa menjadi penyebab penyesalan,” katanya.

Dia menyuarakan oposisi lama Moskow terhadap keinginan Kiev untuk bergabung dengan aliansi militer NATO, mencatat komentar yang dibuat selama perjalanan Zelenskiy.

Zelenskiy mengatakan Ukraina telah melakukan segala yang diperlukan untuk mendapatkan rencana keanggotaan NATO, yang dilihat Kiev sebagai pencegah vital terhadap Rusia. NATO percaya Ukraina perlu mengadopsi lebih banyak reformasi politik sebelum mendapatkan keanggotaan.

Rusia awal tahun ini mengerahkan puluhan ribu tentara di dekat Ukraina, yang mengkhawatirkan Kiev dan Barat sebelum memerintahkan mereka kembali ke pangkalan. (antara)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved