Human Insterest Story
Kisah Pahit Nyoman Darma dan Istri, Miliki 6 Orang Anak, 4 Anak Alami Lumpuh Saraf
Ketika ditemui, lelaki usia 45 Tahun ini mulai menceritakan bagaimana awalnya keempat anaknya menjadi penyandang disabilitas.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Sempat berjaya karena pariwisatanya, ternyata tidak selalu membuat masyarakat Bali hidup dalam lingkaran kesejahteraan.
Terlebih di era kemajuan sarana dan prasarana di Kota Denpasar, masih ditemukan seklumit kisah kemiskinan yang mendera beberapa keluarga dengan perekonomian menengah ke bawah.
Sebut saja keluarga Nyoman Darma asal Banjar Abancanang, Selat, Karangasem yang tinggal di Jalan Nangka Utara Gang Nangka 2 Banjar Tangun Titi, Denpasar, kenyataan pahit harus diterima keluarga ini.
Baca juga: Dinas Kesehatan Tabanan Sediakan 1.740 Dosis Vaksin Sinopharm Untuk ODGJ dan Disabilitas
Pasalnya empat dari enam anak kandungnya kini menjadi penyandang disabilitas.
Ketika ditemui, lelaki usia 45 Tahun ini mulai menceritakan bagaimana awalnya keempat anaknya menjadi penyandang disabilitas.
"Dari usia anak-anak tiga bulan sudah terlihat, dari mata semakin membesar, sudah saya bawa ke dokter, ini anak yang nomor lima malah lengkap diajak ke dokter di Sanglah untuk terapi, tapi tidak ada perubahan."
"Menurut medis masalah saraf, kata dokter tidak ada obatnya," katanya pada, Kamis 2 September 2021.
Baca juga: 1.147 Disabilitas di Denpasar Belum Terima Vaksin Covid-19, Akhir September Diharapkan Tuntas
Darma bekerja sebagai tenaga kebersihan berstatus kontrak di Kantor Pemerintah Provinsi Bali dan dalam sebulan hanya mendapatkan gaji kurang lebih sebesar Rp2,5 Juta.
Istrinya, Nyoman Sarmini (40) hanya bekerja sebagai tukang 'suun' (jasa membawakan barang belanjaan) di Pasar Badung, Denpasar.
Tentu pendapatan tersebut masih terbilang kurang untuk menafkahi anak-anaknya.
Terlebih kondisi anak-anaknya yang mengalami kelumpuhan saraf sudah tidak bisa diobati lagi.
Baca juga: Sebanyak 19 Orang Penyandang Disabilitas di Kelurahan Serangan Terima Vaksin Covid-19 Jenis Sinovac
"Kalau sekarang saya tidak bisa ngapain, keadaanya sudah begini, sudah terlalu besar, Wayan (anak pertamanya) sudah tidak bisa diapain lagi. Kalau makan masih biasa. Kalau saat ini anak-anak sakit saya tidak bisa bawa ke dokter. Kalau panas, dikasih larutan air saja," ceritanya.
Bapak dari enam anak ini juga menerangkan di keluarganya tidak ada yang memiliki keturunan lumpuh saraf.
Keempat anak Darma yang mengalami cacat saraf ini terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan.