Berita Klungkung

Kondisi Ombak Tidak Bersahabat, Nelayan Lobster di Klungkung Sudah 15 Hari Tak Bisa Melaut

Hanya saja sudah 15 hari mereka tidak melaut, karena kondisi ombak yang belum bersahabat di pesisir Klungkung

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Nengah Suama menunjukan jaring yang biasa ia gunakan untuk menangkap lobster di pesisir Klungkung, Minggu (5/9/2021). 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Nengah Suama dan 16 anggota kelompok Nelayan Semanjaya di Desa Jumpai, selama ini menggantungkan hidup dengan tangkapan lobster.

Hanya saja sudah 15 hari mereka tidak melaut, karena kondisi ombak yang belum bersahabat di pesisir Klungkung.

Nengah Suama menunjukkan jaring yang biasa ia gunakan untuk menangkap lobster di pesisir Klungkung.

Jaring itu merupakan bantuan yang diberikan Pemkab Klungkung, untuk kelompok Semanjaya yang fokus untuk menangkap lobster.

Baca juga: Kelompok Nelayan di Klungkung Dapat Jukung Gratis, Dana Bersumber dari DAK 2021 Senilai Rp 406 Juta

Hanya saja Nengah Suama tidak tahu kapan jaring itu dapat ia gunakan, karena hingga Minggu (5/9/2021), kondisi ombak di pesisir Klungkung belum bersahabat untuk menangkap lobster.

" Ini sudah 15 hari libur (tidak melaut), karena kondisi ombak belum bagus untuk menangkap lobster," ujar Suama.

Suama menjelaskan, tidak semua pesisir Klungkung menjadi habitat dari lobster.

Ia biasanya menangkap lobster di pesisir Desa Jumpai, Batu Tumpeng Desa Gelgel, Watu Klotok Desa Tojan, Pantai Sidayu, hingga ke proyek mangkrak Dermaga Gunaksa.

Bahkan pernah ia dan rekan-rekannya mencari lobster hingga ke wilayah Karangasem.

" Karena kondisi ombak yang kurang bagus di Klungkung, terkadang kami menangkap lobster sampai ke wilayah Manggis,  Karangasem," ungkapnya.

Suama yang juga Ketua Kelompok Nelayan Semanjaya, sudah 15 tahun menangkap lobster.

Lobster menjadi sumber penghidupan bagi Suama dan 16 anggota kelompoknya, karena mimiliki nilai tinggi di pasaran.

Per kilogramnya, lobster tangkapan nelayan bisa dihargai rata-rata Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu.

" Bahkan harganya sebulan pernah tembus sampai Rp 400 ribu. Biasanya ada pengepul yang membelinya," jelasnya.

Baca juga: Asintel Kasdam IX/Udayana Sambangi Klungkung: TNI Harus Humanis dalam Penanggulangan Covid-19

Ia pun berharap kondisi ombak di pesisir Klungkung bisa segera melandai, apalagi saat ini sudah mulai musim hujan.

Menurut Suama, tangkapan lobster biasanya akan melimpah saat musim hujan.

" Jika pesisir keruh, biasanya banyak ada lobsternya. Sehingga setiap musim hujan itu, justru hasil tangkapan banyak.

Cuma ombak saja belum bagus saat ini," ungkapnya. (*)

Artikel lainnya di Berita Klungkung

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved