Berita Gianyar

Pasar Relokasi Tak Kunjung Selesai, Pedagang Pasar Umum Blahbatuh Gianyar Akhirnya Ngontrak

sejumlah pedagang Pasar Umum Blahbatuh yang menjadi korban kebakaran terpaksa mengontrak tempat, supaya bisa berjualan

Tribun Bali/I Wayan Eri Gunarta
Pasar Relokasi Tak Kunjung Selesai, Pedagang Pasar Umum Blahbatuh Gianyar Akhirnya Ngontrak 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Pasar relokasi pedagang Pasar Umum Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali, yang dijanjikan pembangunannya kelar satu setengah bulan, hingga dua bulan belum juga rampung dikerjakan.

Hal tersebut pun menyebabkan sejumlah pedagang Pasar Umum Blahbatuh yang menjadi korban kebakaran terpaksa mengontrak tempat, supaya bisa berjualan.

Sebab mereka tidak mau menjadi pedagang liar di pinggir jalan yang mengganggu ketertiban umum.

Pantauan Tribun Bali, Minggu 5 September 2021, pasar relokasi sementara pedagang korban kebakaran Pasar Umum Blahbatuh yang berlokasi di belakang Pasar Yadnya Blahbatuh, saat ini masih dalam proses pengerjaan.

Baca juga: Pemkab Gianyar Transfer ke Rekening Pedagang, Stimulus Korban Kebakaran Pasar Blahbatuh Cair

Di mana di lahan tersebut, kini sudah berdiri dua deretan los pedagang.

Namun di lahan bagian lainnya masih terdapat alat berat untuk meratakan tanah.

Dikarenakan tempat tersebut belum rampung, tak sedikit dari pedagang yang kini memilih mengontrak.

Satu di antaranya seorang pedagang keperluan upakara, I Ketut Nada.

Pria asal Banjar Banda, Desa Saba, Blahbatuh tersebut kini mengontrak kios di kawasan Jalan Banjar Pande, Desa/Kecamatan Blahbatuh atau di belakang pasar yang sebelumnya terbakar tersebut.

"Rencana pemerintah, pasar relokasinya akan rampung satu setengah bulan, tapi sampai dua bulan ini belum juga rampung. Daripada jualan di pinggir jalan, jadi pedagang liar, makanya saya ngontrak," ujarnya.

Nada mengatakan, saat ini dirinya hampir membuka usaha dari nol.

Di mana saat masih berjualan di Pasar Umum Blahbatuh, ia memiliki lima los dan satu toko.

Namun saat peristiwa kebakaran terjadi, semua usahanya tersebut ludes.

Namun beruntung, di rumahnya masih terdapat sedikit stok.

"Selama seminggu saya stres karena tidak punya modal. Untungnya dapat minjam, sekarang saya berjuang lagi dari nol. Biaya yang saya keluarkan saat ini hampir Rp 100an juta," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved