Berita Badung
Karakter Monyet di Pura Uluwatu Mulai Berubah, Sumerta: Masuk ke Pura Hingga Ganggu Umat Sembahyang
"Kondisi monyet sekarang mulai nakal. Ada jero mangku sempat diambil kaca matanya, namun tidak dirusak," katanya di Puspem Badung
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Dikatakan, monyet juga mulai usil dengan dengan mengambil barang-barang yang dibawa oleh pengunjung. Misalnya ada membawa kaca atau barang berharga.
"Begitu kaca ditukar dengan ketela, dia (monyet -red) tidak mau. Kalau dikasi penukarnya dengan telur atau buah yang dia sukai, baru dikembalikan sama pengunjung," bebernya.
Diakui, biaya pakan monyet per hari mencapai Rp 2 juta. Sumber dananya pun berasal dari Desa Adat Pecatu.
Disinggung apa upaya yang dilakukan agar monyet tidak terus mengganggu dan jahil, Sumerta mengaku menyiagakan tenaga pawang.
Namun pihaknya juga tidak menambah jumlah personel pawang, lantaran pasti akan pembebanan dalam hal anggaran. Dijelaskan setiap shift ada 4 tenaga pawang yang disiagakan.
"Sementara kita siapkan bambu hias itu yang digunakan tongkat untuk menakuti monyet. Namun tidak sampai dipukul. Kalau kita bawa bambu monyet pasti takut," bebernya.
Dijelaskan, untuk 6 kelompok monyet yang ada diberikan makan dengan lokasi berbeda. Setiap kelompok tidak akan mau makan di kelompok lainnya.
"Kalau kita beri makan berbeda-beda. Kalau kita kasi barengan pasti akan mereka saling serang," tungkasnya.
Seperti diketahui Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV di Badung tak saja berdampak pada kelangsungan pakan monyet di Sangeh Kecamatan Abiansemal, namun juga monyet di daerah Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan.
Pasalnya objek wisata yang menyuguhkan kera itu tutup sehingga tidak ada pendapatan untuk biaya pakan monyet. (*)
Artikel lainnya di Berita Badung