Berita Badung

Karakter Monyet di Pura Uluwatu Mulai Berubah, Sumerta: Masuk ke Pura Hingga Ganggu Umat Sembahyang

"Kondisi monyet sekarang mulai nakal. Ada jero mangku sempat diambil kaca matanya, namun tidak dirusak," katanya di Puspem Badung

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Dok Badung
Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Beberapa monyet yang ada di Pura Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan karakternya mulai berubah.

Bahkan beberapa monyet jahil hingga mengganggu masyarakat yang ingin bersembahyang.

Selain itu, beberapa monyet juga kerap mengintai pemedek hingga masuk ke areal pura.

Perubahan karakteristik monyet itu pun disinyalir karena kualitas pakan monyet yang sangat kurang.

Baca juga: Badung Cari Regulasi Bantu Obyek Wisata, Kesulitan Pakan Kera di Sangeh dan Uluwatu

Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta saat ditemui Senin 6 September 2021 tak menampik hal tersebut. Dirinya mengatakan memang ada beberapa monyet karakternya berubah.

"Kondisi monyet sekarang mulai nakal. Ada jero mangku sempat diambil kaca matanya, namun tidak dirusak," katanya di Puspem Badung.

Sumerta yang juga merupakan anggota DPRD Badung itu mengatakan di tengah pandemi ini sama sekali tidak ada pendapatan untuk biaya pakan monyet.

Nakalnya monyet itu disinyalir karena berkurangnya varian makanan yang diberikan.

"Kalau secara kuantitas, jumlah makanannya masih (terpenuhi, red). Tapi secara kualitas, mungkin bisa saya katakan memang kurang. Karena biasanya makanan monyet bervariasi. Selain buah, ada telur juga. Namun sekarang kami cuma berikan ketela dan pisang, dua jenis saja," ucapnya.

Dirinya mengakui ada 6 kelompok monyet yang ada di Pecatu dari 800 ekor lebih monyet yang ada.

Hal itu pun mengakibatkan para monyet berkeliaran hingga masuk ke pura. 

"Kondisi monyet di Uluwatu yang mulai nakal, bahkan sekarang masuk-masuk ke pura bakal mengganggu umat yang akan bersembahyang di Pura Uluwatu," tegasnya lagi.

Politisi PDI perjuangan itu mengatakan, dulu monyet terkonsentrasi di bawah atau luar pura.

Hanya saja, kini sudah masuk ke areal pura dengan mengincar sarana upacara yang di bawa umat saat sembahyang.

Baca juga: Monyet Putih Muncul di Pecatu, Pengempon Pura Luhur Uluwatu Yakini Merupakan Pertanda Baik

"Sekarang saya liat sendiri umat yang bawa banten, lungsuran buahnya dicari sama monyet. Kami khawatir umat yang bersembahyang jadi kaget dan merasa terganggu," katanya.

Dikatakan, monyet juga mulai usil dengan dengan mengambil barang-barang yang dibawa oleh pengunjung. Misalnya ada membawa kaca atau barang berharga.

"Begitu kaca ditukar dengan ketela, dia (monyet -red) tidak mau. Kalau dikasi penukarnya dengan telur atau buah yang dia sukai, baru dikembalikan sama pengunjung," bebernya.

Diakui, biaya pakan monyet per hari mencapai Rp 2 juta. Sumber dananya pun berasal dari Desa Adat Pecatu.

Disinggung apa upaya yang dilakukan agar monyet tidak terus mengganggu dan jahil, Sumerta mengaku menyiagakan tenaga pawang.

Namun pihaknya juga tidak menambah jumlah personel pawang, lantaran pasti akan pembebanan dalam hal anggaran. Dijelaskan setiap shift ada 4 tenaga pawang yang disiagakan.

"Sementara kita siapkan bambu hias itu yang digunakan tongkat untuk menakuti monyet. Namun tidak sampai dipukul. Kalau kita bawa bambu monyet pasti takut," bebernya.

Dijelaskan, untuk 6 kelompok monyet yang ada  diberikan makan dengan lokasi berbeda. Setiap kelompok tidak akan mau makan di kelompok  lainnya.

"Kalau kita beri makan berbeda-beda. Kalau kita kasi barengan pasti akan mereka saling serang," tungkasnya.

Seperti diketahui Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV di Badung tak saja berdampak pada kelangsungan pakan monyet di Sangeh Kecamatan Abiansemal, namun juga monyet di daerah Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan.

Pasalnya objek wisata yang menyuguhkan kera itu tutup sehingga tidak ada pendapatan untuk biaya pakan monyet. (*)

Artikel lainnya di Berita Badung

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved