Banjir di Bali
4 Hari Korban Sekeluarga di Mengwitani Belum Ditemukan, Desa Lakukan Prosesi Pecaruan, Guru & Bendu
Aparat desa pun langsung menempuh jalur niskala dengan melakukan upacara Mecaru, Guru dan Bendu Piduka.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Sudah empat hari tiga korban dalam satu keluarga yang hilang akibat bencana banjir yang menerjang wilayah Perumahan Permata Residence, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung, belum juga ditemukan.
Aparat desa pun langsung menempuh jalur niskala dengan melakukan upacara Mecaru, Guru dan Bendu Piduka.
Upacara Mecaru dan Guru Piduka dilaksanakan tepat di depan rumah korban pada Minggu 14 September 2025. Diharapkan dengan upacara tersebut, ketiga korban bisa cepat ditemukan.
Ketiga korban yang masih hilang adalah Rio Hadnar Boelan (laki-laki/56 tahun), Bewi Ratnawati Soenarjo (perempuan/57 tahun), dan Riviere Timothy George (laki-laki/23 tahun).
Baca juga: KISAH Moka, Sang Anjing Bali Selamatkan Tuannya dari Bencana, Dia Jilat-jilat dan Garuk Kaki Ayu!
Baca juga: BENCANA Banjir Bandang di Bali Jadi Peringatan Serius! Normalisasi Sungai & Reforestasi Hutan Bali
Bendesa Adat Beringkit, I Ketut Sutomo mengungkapkan, upacara pecaruan dan guru serta bendu piduka ini dilakukan sebagai wujud memohon maaf kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebab, bencana yang terjadi tidak semata karena hujan dengan intensitas tinggi, namun ada juga kekeliruan manusia di dalamnya yang mengganggu keseimbangan alam.
"Dalam situasi sekarang ini, kita memohon maaf kepada Tuhan apabila dalam kondisi sekarang, yang telah lewat, dan yang akan datang terjadi kesalahan telah mengganggu alam. Air bisa meluap karena kondisi jalan air sempit. Inilah kita mohon maaf atas perilaku kita umat beragama," ujarnya.
Sutomo menyebutkan adanya pecaruan yang dilakukan juga untuk menetralisir sekaligus mengharmoniskan kembali kondisi alam yang sudah mulai tidak seimbang. Sekaligus, upacara tersebut juga menjadi bentuk harapan agar para korban segera ditemukan bagaimanapun kondisinya.
"Dengan upacara ini kami memohon semoga yang hilang segera dapat ditemukan baik dalam keadaan hidup maupun meninggal. Begitu juga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan perlindungan kekuatan lahir batin untuk menata dan melanjutkan hidup," ucapnya.
Perbekel Mengwitani, I Nyoman Suardana menambahkan, meski tiga orang yang hilang memiliki kepercayaan yang berbeda, namun menurutnya upacara tersebut wajib dilakukan karena terjadi bencana di wilayahnya.
"Kalaupun yang tertimpa musibah ini adalah lain kepercayaan, namun karena beliau tinggal di Desa Mengwitani, kami selaku pimpinan desa wajib turut serta melaksanakan pencarian dan melaksanakan upacara," katanya.
Pihaknya berharap dengan pelaksanaan upacara atau menempuh jalur niskala, korban bisa segera ditemukan. "Mudah-mudahan dengan kami melaksanakan guru dan bendu piduka ini, yang bersangkutan bisa segera ditemukan," terangnya.
Pihaknya mengakui, hingga Minggu siang kemarin pencarian korban masih belum menemukan titik terang. Pencarian menyisir aliran sungai dari Mengwitani ke arah Kaba-Kaba, Munggu, hingga muara di Pantai Mengening, Cemagi.
"Sebenarnya tim gabungan sudah melakukan penyisiran hingga wilayah Selingsing, Tabanan namun hasilnya masih nihil," ucapnya sembari menyebutkan saya tau karena ikut terjun langsung dalam pencarian
Sementara itu di lokasi kejadian juga dilakukan pencarian di antara reruntuhan rumah, namun tidak ada korban tertimbun.
"Kemarin kami menyusuri daerah Selingsing karena ada laporan di sana diperkirakan ada bau. Tapi tim turun tidak diketemukan," bebernya.
Proses pencarian terkendala medan yang cukup ekstrem seperti kedalaman sungai, bebatuan besar, serta tumpukan sampah seperti kayu dan bambu.
ANAK Apriani Tak Bisa Sekolah, Seragam & Buku Basah, Banjir Tidak Kunjung Surut di Desa Antiga |
![]() |
---|
BANJIR Rendam 301 Hektare Lahan Pertanian, Jika Cuaca Memburuk, Berpotensi Gagal Panen di Jembrana |
![]() |
---|
DPC PDI Perjuangan Buleleng Serukan Solidaritas untuk Korban Bencana di Bali |
![]() |
---|
MASALAH Baru Pasca Banjir, Banyak Kendaraan Rusak! Sampah Jadi Ancaman Tersembunyi Bencana di Bali |
![]() |
---|
Desa Gelar Pecaruan di Depan Rumah Korban Banjir Mengwitani, Hari Keempat Belum Ditemukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.