Berita Denpasar
Membuat Wayang Karton Sejak Tahun 1970-an, Ketut Geria Beryadnya dengan Wayang di Bali
Usianya tak muda lagi. Sudah hampir kepala delapan, namun Gusti Ketut Geria (78) masih terlihat energik
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Ia memperhatikan detail wayang termasuk dalam hal pewarnaan.
Bahkan untuk membuat detail dan lubang-lubang pada tubuh wayang dia menggunakan pahat.
“Dipahat untuk membuat lubang-lubangnya. Kalau catnya saya pakai cat minyak, kadang cat tembok,” katanya.
Dalam sehari ia bisa menyelesaikan dua wayang yang belum dicat dan butuh dua hari untuk proses pengecatan hingga pengeringan.
Meskipun pembuatannya cukup rumit dan memakan waktu cukup lama, ia menjual wayang seharga Rp 20 ribu untuk semua tokoh.
“Tiang ten medagang niki, tiang mapunia wayang. Yen medagang ten nyidaang ngadep 20 ribu (saya tidak berjualan ini, saya beryadnya dengan wayang. Kalau mau jualan tidak mungkin saya jual 20 ribu)” katanya sambil tertawa.
Meskipun demikian, dia mengaku sering ada orang yang berbaik hati memberinya uang lebih.
“Kadang ada yang beli dua wayang saya Rp 100 ribu, kadang ada juga untuk satu wayang saya diberi uang Rp 100 ribu. Ada juga yang menambahinya dengan sembako,” katanya.
Gusti Ketut Geria mengaku tak banyak wayang karyanya yang terjual selama masa pandemi Covid-19.
Apalagi saat ini tak banyak orang yang sudah tak suka menonton wayang, dan jika ada itupun wayang Cenk Blonk.
Baca juga: KISAH Asmara Tentara Afghanistan dan Perawat AS, Terpisah oleh Taliban, Antara Cinta dan Khawatir
“Sekarang jarang yang menonton wayang. Padahal wayang itu kan artinya bayangan, bayangan tentang hidup kita. Ada pertempuran, tapi ujung-ujungnya berada dalam satu wadah atau keropak, sama seperti hidup kita,” tuturnya.
Namun, sejak dua hari lalu banyak yang datang membeli wayangnya.
Ini terjadi setelah foto dirinya saat berjualan wayang tersebar di media sosial.
Kemarin semua wayang buatannya ludes diborong pembeli.
Sebelum berjualan di depan RSUD Wangaya, dia jualan di Lapangan Puputan Badung, Denpasar, Bali. (i putu supartika)
Kumpulan Artikel Denpasar