Corona di Bali
Dominan Pengunjung Masih Bingung, Hari Pertama Penerapan Aplikasi PeduliLindungi di Denpasar
Dominan pengunjung Supermarket Tiara Dewata Denpasar masih bingung menggunakan aplikasi PeduliLindungi
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dominan pengunjung Supermarket Tiara Dewata Denpasar masih bingung menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Tiara Dewata mulai menerapkan aplikasi tersebut pada Selasa 14 September 2021.
Seperti disaksikan Tribun Bali, aplikasi PeduliLindungi diterapkan di dua pintu masuk Supermarket Tiara Dewata.
Terlihat banyak pengunjung yang masih kebingungan sehingga manajemen pihak Tiara Dewata menempatkan beberapa staf untuk membantu mulai dari menginstal hingga menggunakannya.
Baca juga: Cara Aplikasi PeduliLindungi Bisa Mendeteksi Orang Positif Covid-19
Manajer Operasional Tiara Dewata, Novie Setyo menyebut kurang lebih 70 pengunjung masih bingung menggunakan aplikasi tersebut.
Novie memaklumi mengingat pengunjung Tiara Dewata rata-rata kaum ibu yang sudah berumah tangga, bukan anak milenial yang lebih paham menggunakan gadget.
"Tiara Dewata marketnya kan beda dengan mal. Jika mal kan cenderung pengunjungnya dari anak-anak milenial yang paham gadget. Di tempat kami ini mayoritas usia keluarga yang berbelanja untuk kebutuhan sehari-sehari," katanya, Selasa 14 September 2021.
Menurut Novie Setyo, lantaran banyak pengunjung belum paham gunakan aplikasi PeduliLindungi, pihaknya membuka konter khusus.
"Kami membuka konter untuk membantu mengunduh aplikasi. Jadi step-nya masih membantu konsumen. Kami sudah simulasi kemarin, hari ini kami coba operasionalkan. Tapi terbentur kerumunan akhirnya karena banyak orang yang tidak tahu-menahu soal aplikasi PeduliLindungi ini," tambahnya.
Bagi pengunjung yang belum memiliki aplikasi PeduliLindungi, tidak diperbolehkan masuk ke Tiara Dewata.
Para pengunjung tersebut akan dituntun untuk menggunakan aplikasinya di konter yang telah disediakan.
Untuk sementara, kata dia, belum ditemukan masyarakat dengan keterangan hasil aplikasi berwarna hitam, hanya hijau dan kuning.
"Kalau hijau kan sudah pasti diizinkan. Prinsipnya, kami mengikuti aturan dari pemerintah soal penerapan aplikasi ini. Terkait usia, yang diizinkan untuk masuk mulai dari anak usia 12 tahun ke atas hingga dewasa usia 70 tahun. Bagi orang tua kami mengimbau untuk tidak mengajak anaknya usia 12 tahun ke bawah ke supermarket atau bisa dititipkan di ruang VIP," lanjutnya.
Novie Setyo mengakui angka kunjungan masih rendah.
"Kalau untuk sektor non esensialnya seperti department storenya payah omzetnya. Kunjungan 0 persen, belum ada yang masuk ini. Kalau hiburan kan masih kami tutup karena memang belum diizinkan buka," tandasnya.