Berita Bali

Dewa Wisnu Menjelma Menjadi Awatara Demi Menyelematkan Dunia

Dalam ajaran agama Hindu, dikenal adanya Awatara Dewa Wisnu, sebagai penyelamat dunia di setiap zaman

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Net
ILUSTRASI. Dalam ajaran agama Hindu dikenal adanya Awatara Dewa Wisnu, sebagai penyelamat dunia di setiap zaman., 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Anak Agung Seri Kusniarti

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam ajaran agama Hindu, dikenal adanya Awatara Dewa Wisnu, sebagai penyelamat dunia di setiap zaman.

Awatara atau Avatar adalah berasal dari bahasa Sansekerta, yang merupakan reinkarnasi dari Tuhan Yang Maha Esa, dalam hal ini Dewa Wisnu.

Dengan suatu wujud, guna menyelamatkan dunia dari kehancuran serta menegakkan Dharma atau kebenaran.

Dari berbagai sumber yang dihimpun Tribun Bali, disebutkan bahwa Dewa Wisnu berulang kali bereinkarnasi menjadi Awatara, bahkan dengan total hingga 10 kali perubahan.

Baca juga: Dewa Wisnu dan Awatara, Berikut Penjelasan Jro Mangku Ketut Maliarsa

Berikut diantaranya, pertama adalah Matsya Awatara, atau perwujudan Dewa Wisnu menjadi ikan maha besar, muncul saat zaman Satya Yuga.

Beliau muncul untuk menyelamatkan manusia dari banjir besar. Lalu Kurma Awatara, yaitu Dewa Wisnu bereinkarnasi menjadi sang kura-kura.

Yang muncul saat Satya Yuga sebagai alas gunung Mandara (Mandara Giri). Kisah ini berkaitan dalam perebutan tirta Amerta. 

Lalu kemudian, Awatara ketiga adalah Waraha dimana wujud beliau menjadi sang babi hutan.

Muncul saat Satya Yuga untuk menyelamatkan bumi saat tenggelam karena dilempar oleh raksasa Hiranyakasipu.

Dewa Wisnu juga berubah menjadi Awatara Narasimha, atau manusia berkepala singa, yang masih pada era zaman Satya Yuga.

Beliau hadir untuk menolong umat manusia dari kekejaman Hiranyakasipu. 

Awatara kelima adalah Wamana Awatara, atau orang cebol yang muncul saat zaman Treta Yuga.

Beliau hadir untuk menghukum Bali, yang tak lain adalah cucu dari Hiranyakasipu. 

Setelah itu, beliau berubah menjadi Parasurama Awatara.

Baca juga: Rabu Paing Kuningan, Hari Pemujaan Pada Dewa Wisnu, Lakukanlah Ini

Tak lain adalah Dewa Wisnu yang berinkarnasi menjadi Rama yang bersenjata Kampak atau kapak, dan muncul saat zaman Treta Yuga.

Awatara ketujuh, adalah Rama Awatara. Atau perwujudan Dewa Wisnu sebagai sang ksatria, yang muncul pada zaman Treta Yuga.

Beliau hadir untuk menegakkan kebenaran dan membinasakan angkara murka atau kejahatan dari Sang Rahwana. 

Selanjutnya, adalah Krishna Awatara atau Awatara ke-8.

Beliau lahir sebagai putra Wasudewa, dan muncul saat Dwapara Yuga.

Kisahnya tercatat dalam epos Mahabarata, sebagai sekutu dari Panca Pandawa dalam memberantas kejahatan 100 Korawa di medan perang Kuruksetra. 

Awatara ke-9 adalah Budha Awatara dimana Dewa Wisnu bereinkarnasi menjadi Budha Siddharta Gautama, muncul saat Kali Yuga.

Beliau hadir untuk meluruskan pelaksanaan dan pengalaman agama Hindu. 

Terakhir atau Awatara ke-10 adalah Kalki Awatara. Dimana Dewa Wisnu akan datang pada zaman Kali Yuga (era sekarang).

Untuk menyelamatkan manusia dari goncangan kejahatan. Konon Kalki Awatara adalah orang cebol sebagai pemusnah kejahatan. 

Baca juga: Pemujaan Dewa Wisnu, Ini yang Dipersembahkan Saat Rabu Paing Kuningan

Perlu diketahui bahwa ajaran Awatara Dewa Wisnu ini, masuk ke dalam kelompok Satwika atau Purana Satwika yang menguraikan tentang Dewa Wisnu sebagai dewa pujaan yang utama.

Sehingga Dewa Wisnu sebagai manifestasi Tuhan dipandang oleh pengikutnya sebagai dewa tertinggi. 

Kitab Purana merupakan ajaran pemujaan kepada Tuhan dalam tiga perwujudan. Diantaranya Brahma, Wisnu, dan Siwa atau yang dikenal dengan nama Tri Murti.

Sehingga Purana yang dalam bahasa Sansekerta, berarti tua, kuno, milik zaman kuno, cerita kuno.

Adalah kitab yang memuat cerita dan keterangan mengenai tradisi yang berlaku pada zaman dahulu kala.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved