Berita Bali
Komang Ayu Antusias Sekolah, PTM Digelar di SMK PGRI 3 Denpasar, di Gianyar dan Jembrana
Setelah hampir 2 tahun tak bisa belajar tatap muka di kelas, akhirnya Komang Ayu Prasetya Dewi bisa merasakannya, Senin (20/9).
Penulis: Putu Supartika | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Setelah hampir 2 tahun tak bisa belajar tatap muka di kelas, akhirnya Komang Ayu Prasetya Dewi bisa merasakannya, Senin (20/9).
Kemarin merupakan hari pertama pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMK PGRI 3 Denpasar.
Komang Ayu pun sangat antusias dan merasa senang karena bisa belajar tatap muka kembali.
"Senang karena bisa mulai sekolah dan mengikuti pembelajaran secara langsung," kata siswa kelas XII ini.
Selama ini dirinya mengaku agak kesulitan belajar lewat online atau daring.
Pasalnya sulit melakukan diskusi dan kadang saat bertanya kepada guru lewat pesan responnya agak terlambat.
"Kalau pas online, diskusinya agak susah, kadang gurunya slow response," katanya.
Agar di hari pertama sekolah ini tak ada permasalahan, dirinya pun telah mempersiapkan segala sesuatunya sejak kemarin pagi.
Bahkan ia beberapa kali mengecek tasnya agar jangan sampai ada buku yang ketinggalan. Pada pertemuan pertama ia mendapat mata pelajaran bahasa Inggris.
Kepala SMK PGRI 3 Denpasar, I Nengah Madiadnyana mengatakan, selama ini pihaknya hanya bisa menggelar praktik secara terbatas.
Sementara untuk PTM teori pertama setelah pandemi baru digelar, kemarin.
"Setelah PPKM level 3 ini, kami SMK PGRI melakukan PTM yang pertama. Kami sudah mendapat persetujuan dari orangtua siswa. 98 persen orangtua mendukung penuh," katanya.
Pihaknya mengatakan sekolah swasta kesulitan selama tidak ada PTM ini.
"Kalau tidak ada tatap muka sulit karena anak-anak tidak mau membayar. Tidak bayar, tidak bisa jalan. Kami sekolah swasta sangat berkepentingan digelar PTM," katanya.
Dari segi kesiapan, pihaknya mengaku 95 persen guru sudah divaksinasi dosis kedua. Sisanya 5 persen masih belum memenuhi kriteria yakni karena sakit atau hamil.
Dari 2.000 siswa, masih tercecer 195 siswa yang belum vaksinasi dosis kedua.
Dalam pelaksanaan PTM ini pihaknya menggunakan sistem shift.
Shift pertama dimulai pukul 08.00-10.00 dengan siswa yang hadir ke sekolah 50 persen per kelas.
Dilanjutkan shift kedua pukul 10.30- 12.30 dengan menghadirkan 50 persen siswa lainnya.
"Semua sudah siap dan kami berharap PTM di sini bisa berjalan lancar tanpa ada kendala," katanya.
Kepala Bidang Pendidikan SMP, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar, Anak Agung Gde Wiratama mengatakan, PTM di Kota Denpasar akan digelar, Jumat (1/10) mendatang.
PTM ini berlaku untuk jenjang TK, SD, dan SMP.
Hal itu merupakan hasil keputusan rapat bersama Dewan Pendidikan, Pengawas, MKKS, K3S dan IGTKI Kota Denpasar, Senin (20/9).
Ia mengatakan, sekolah yang menerapkan PTM hanya yang sudah siap saja dengan kapasitas 50 persen dari total siswa dalam satu kelas.
PTM diberlakukan setelah Kota Denpasar turun level dari PPKM level 4 ke PPKM level 3.
Ia mengatakan, dalam penerapan PTM ini tidak lagi akan ada ujicoba.
“Namun dalam teknisnya setiap sekolah tidak diwajibkan pelaksanaannya tanggal 1 Oktober 2021. Penerapan PTM di tanggal tersebut hanya bagi sekolah yang siap saja. Sekolah yang belum siap melaksanakan PTM bisa menyusul di hari berikutnya,” kata Wiratama.
Ia mengatakan, PTM harus seizin orangtua siswa. Jika ada orangtua yang tidak mengizinkan anaknya ikut PTM, boleh mengajukan untuk tetap belajar dalam jaringan (daring).
“Setiap sekolah untuk protokol kesehatan sudah siap. Tetapi setiap sekolah juga perlu izin orangtua untuk pelaksanaan PTM,” katanya.
PTM akan menggunakan sistem sesi.
“Satu sesi maksimal jam pelajaran selama 2 jam, setelah itu akan dilanjutkan dengan 50 persen siswa berikutnya. Berapa rentang waktu dari sesi pertama dan kedua, itu urusan masing-masing sekolah punya teknisnya. Juga teknis di sekolah apakah siap PTM atau tidak itu juga tergantung sekolah biar kita tidak memaksakan juga,” imbuhnya.
Kemungkinan PTM akan digilir setiap tingkat kelasnya.
SD kelas I dan kelas VI Senin dan Kamis, kelas II dan V Selasa dan Jumat, kelas III dan IV Rabu dan Sabtu.
Begitu juga SMP satu minggu kelas VII, minggu berikutnya kelas VIII, dan kelas IX minggu berikutnya.
Sementara untuk TK, dalam satu rombongan belajar (rombel) maksimal 5-8 orang dalam satu sesi.
Di Gianyar, PTM resmi berlangsung, Senin kemarin.
Para orangtua siswa senang dengan kebijakan Dinas Pendidikan Gianyar ini. Sebab menurut mereka, anak-anak mereka kini dapat mengenyam pendidikan yang efektif.
Bahkan di SMPN 1 Blahbatuh, para siwa datang lebih pagi dan tidak ada yang tidak sekolah.
Hal itu sebagai respon dari antusiasme siswa mengikuti PTM.
Orangtua siswa sekolah dasar di Gianyar, Kadek Agus Arimbawa mengatakan, PTM merupakan pendidikan yang sudah ditunggu-tunggu pihaknya.
"Bersyukur bisa PTM karena anak bisa diajari langsung oleh gurunya, tidak hanya memberikan tugas saja seperti saat daring sehingga anak-anak bisa mengerti pelajaran," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Gianyar, I Made Suradnya mengatakan, pihaknya telah memantau sekolah yang menggelar PTM. Menariknya, dalam pemantauannya, pihaknya disambut senang oleh para orangtua siswa.
Mereka menyampaikan supaya PTM bisa diterapkan secara permanen.
"Orangtua siswa meminta agar PTM bisa permanen. Mereka selama ini kewalahan mengajar anaknya, apalagi mengajar menulis dan membaca tingkat dasar," ujarnya.
Suradnya mengatakan, PTM permanen sangat ditentukan oleh kasus Covid-19.
Karena itu, ia meminta semua pihak agar ketat dalam menjalankan protokol kesehatan.
"Kalau angka kasus Covid-19 terus menurun, tentu bukan saja permanen yang bisa kita lakukan. Tetapi kita akan bisa menjalankan aktivitas pembelajaran secara normal. Karena itu, marilah kita taat protokol kesehatan, bersama pemerintah menekan kasus Covid-19," ujarnya.
Pihak sekolah pun bersyukur dengan dimulainya PTM per hari ini. Kepala SD 1 Abianbase, Ketut Mertami mengatakan, selama ini pihaknya selalu didesak orangtua siwa agar menerapkan PTM.
Namun pihaknya tidak bisa berbuat banyak, lantaran itu merupakan kebijakan dinas. Karena itu, setelah PTM berlangsung seperti sekarang ini, pihak orangtua, termasuk guru sangat menyambut senang.
Hal senada dikatakan Kepala SMPN 1 Blahbatuh, Dewa Made Bawa. Kata dia, siswa datang lebih pagi ke sekolah, karena antusia belajar.
"Bahkan sebagian ortu semangat antar jemput siswa. Kami sangat antusias juga sebagai pendidik," ujar Dewa Bawa.
Baca juga: Pemerintah Longgarkan Aturan PPKM, Ujicoba Anak di Bawah 12 Tahun Boleh Masuk Mall
Baca juga: Selebgram Ditangkap Saat Live Bugil, Raup hingga Rp50 Juta per Bulan, Kini Ditahan Polresta Denpasar
Baca juga: Kisah Ketut Lelut Cellelut dengan Anjing-anjingnya, Senang Saat Dibawa Keliling Cari Pakan Ternak
Bupati Gianyar, Made Mahayastra mengatakan, Pemkab Gianyar memiliki pengalaman terkait sistem pembelajaran tatap muka.
Hal itu karena sebelum PPKM diberlakukan atau ketika pandemi Covid-19 susah dikontrol, saat itu Gianyar telah menerapkan protokol kesehatan.
Bahkan saat itu tidak ditemukan adanya klaster sekolah.
Karena hal tersebut di tengah PPKM Level 3 saat ini, pembelajaran tatap muka yang sudah berlangsung Senin (20/9), tidak menjadi kendala di Gianyar.
Sebab dalam kenyataannya, selama PPKM ini aturan protokol kesehatan Covid-19 telah berjalan lebih ketat dari sebelumnya. Karena itu, penyebaran virus di tingkat sekolah lebih bisa ditekan lagi.
"Kita sudah punya pengalaman menerapkan PTM. Sebelum PPKM, kita di Gianyar sudah sejak Maret 2021 hingga tiga bulan lamanya kita terapkan PTM. Karena PPKM dan sekolah harus ditutup, sehingga sekolah ditutup lagi. Namun saat ini, astungkara kita bisa terapkan tatap muka lagi," ujar Mahayastra.
Di Jembrana, PTM juga sudah digelar di sana.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Jembrana, Ni Nengah Wartini memantau di SMPN 1 Negara dan SD 1 Baler Bale Agung, Senin.
PTM hari pertama berjalan dengan baik dengan prokes yang ketat.
Wartini mengatakan, PTM disiapkan sejak minggu lalu, untuk digelar minggu ini. Persiapan itu menyangkut check list prokes. Pendek kata, memberikan kajian tekhnis PTM terbatas kembali. Mekanismenya, ialah 50 persen 50 persen kehadiran.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan Puskesmas dan Satgas. Dan juga menyiapkan satgas di sekolah. Jadi kami berharap tidak menciptakan klaster baru,” jelasnya.
(*)