Berita Denpasar
Umat Hindu Papua Gelar Pitra Puja untuk Pratu Ida Bagus Putu Swaman yang Gugur Tertembak KKB
Pratu Ida Bagus Putu Swarman (23) gugur dalam kontak tembak dengan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) pimpinan Lamek Taplo di Distrik Kiwirok
Penulis: Putu Supartika | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Prajurit TNI yang berdarah Bali kembali menjadi korban penembakan di Papua.
Pratu Ida Bagus Putu Swarman (23) gugur dalam kontak tembak dengan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) pimpinan Lamek Taplo di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (21/9).
Saat itu, Pratu Ida Bagus Putu bertugas melakukan pengamanan proses evakuasi jenazah Suster Gabriela Maelani yang tewas saat penyerangan Puskesmas Kiwirok oleh KKB Papua.
Putu gugur setelah kepalanya kena tembak KKB Papua pimpinan Lamek Taplo.
Terkait gugurnya Pratu Ida Bagus Putu, umat Hindu di Papua pun menggelar Pitra Puja pada Selasa malam.
Pitra puja ini digelar seusai prosesi piodalan di Pura Agung Surya Bhuana.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua PHDI Papua I Komang Alit Wardana saat dihubungi, Rabu (22/9).
“Jadi pada saat kejadian kemarin kami ada piodalan di Pura Agung Surya Bhuana dari pagi sampai malam sehingga kami tidak bisa ke rumah sakit,” katanya.
Karena tak bisa ke rumah sakit, panitia di pura bersama pemangku kemudian menggelar Pitra Puja di pura.
Pitra puja ini digelar sekitar pukul 21.00 WIT. Informasi yang diterimanya, jenazah Putu diterbangkan ke Kalimantan, Rabu pagi.
“Kami selaku umat Hindu di Papua tidak sempat mengantar ke bandara dan kami lakukan pitra puja di pura,” katanya.
Sesuai rekaman video yang diterima Tribun Bali dari Ketua PHDI Papua I Komang Alit Wardana, terlihat puluhan umat Hindu melaksanakan pitra puja di wantilan pura.
Upacara pitra puja ini dipimpin pemangku yang memegang dupa dengan sikap tangan amustikarana.
Umat yang lain pun melakukan sikap yang sama sambil memegang dupa.
Terpisah, duka mendalam dirasakan keluarga alarhum di Jembrana.
Ida Bagus Putu Swarman merupakan keturunan asli Jembrana, yang sudah menetap lama di Kalimantan, tepatnya di Dusun Tungkul, Desa Hilir, Kecamatan Ngabang, Landak, Kalimantan Barat.
Paman Gus Onthi, Ida Bagus Kade Kartono mengatakan, Gus Onthi merupakan saudaranya dimana ayahnya memiliki keluarga besar di Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana. Ayahnya ialah Ida Bagus Ketut Sutelso (48), asalnya sama dengan tempat tinggalnya.
Pendek kata, Gus Onthi merupakan ponakannya.
Dia mengaku ada saudara sepupunya mengabarakan ihwal kabar kematian ponakannya tersebut.
“Dikabari sepupu. Katanya kena tembak saat akan evakuasi jenazah perawat, yang diserang KKB,” ucapnya, Rabu.
Ia mengaku mengalami kesedihan mendalam.
Sebab, saudaranya atau keponakannya itu jarang bertemu.
Dan cukup bangga ketika dahulu diketahui menjadi seorang prajurit TNI.
Gus Kartono mengaku, keponakannya itu merupakan anak dari adiknya IB Ketut Sutelso yang merantau ke Kalbar sejak 1992 atau 29 tahun lalu.
Perantauan Gus Sutelso tak lepas dari campur tangannya.
Awal perantauan itu, adiknya itu diajak ke Kalbar untuk bekerja di sebuah hotel.
Di perjalanan itu hotel tempat mereka mengais rupiah, bangkrut. Lantas dirinya memutuskan untuk pulang.
Sedangkan, adiknya tetap di sana.
“Sampai akhirnya nikah sama orang asli sana, yang kemudian masuk Hindu (Suudhi Wadani) namanya kemudian menjadi Jro Sinta. Terus dari pernikahan punya dua anak. Anak pertama Gus Onthi. Kedua, kira-kira masih SMP,” ungkapnya.
Gus Kartono melanjutkan, adiknya beserta istri dan Gus Onthi sempat pulang ke Jembrana setelah menikah.
Dan menetap tinggal sekitar setahunan. Perkiraan saat itu Gus Onthi umur tiga tahunan. Dan sempat juga diasuh oleh istrinya, Desak Made Yasmini.
Setelah itu, atau tinggal setahun di Jembrana kemudian balik ke Kalbar dan menetap di sana.
Adiknya kemudian membuka warung makan, dan terus tinggal di Kalimantan.
“Kalau pengabenan maunya kami di sini. Karena adik saya masih krama Desa Adat Batuagung (membayar iuran ditanggung olehnya). Tapi hasil telepon, adik saya minta tetap di sana dan tetap juga ada upakara di Jembrana. Namun untuk persemayaman katanya juga bisa di TMP di Kalbar,” bebernya.
Baca juga: Diduga Bobol Data Nasabah di ATM Bank BNI Denpasar, Dua WN Turki Dituntut 3 Tahun Penjara
Baca juga: Hari Ini 22 September 2021 Pelayanan SIM Polresta Denpasar Berlangsung di Mal Pelayanan Publik
Baca juga: Lowongan Kerja Denpasar, CV Alumina Membutuhkan Administration, Simak Persyaratannya
Ia mengatakan, keluarga saat ini tetap akan menggelar pengabenan yang disebut pengabenan Wantangan atau secara simbolis.
Namun, karena tidak adanya biaya maka dilakukan dengan pembuatan banten soda dahulu untuk keponakannya tersebut.
(*)