Sama-Sama Nyeri pada Dada, Berikut Perbedaan Serangan Panik Berlebihan dan Serangan Jantung
Serangan rasa panik yang berlebihan (Panic Attack) dan serangan jantung (Heart Attack) memiliki gejala yang serupa namun tak sama yaitu meningkatnya
TRIBUN-BALI.COM - Beberapa orang mungkin pernah mengalami rasa nyeri pada dada yang tak tertahankan.
Rasa nyeri tersebut bisa diakibatkan serangan panik atau serangan jantung.
Bagaimana membedakannya?
Serangan rasa panik yang berlebihan (Panic Attack) dan serangan jantung (Heart Attack) memiliki gejala yang serupa namun tak sama yaitu meningkatnya nyeri dada.
Baca juga: Penyebab Nyeri Otot, Karena Stress, Kurang Tidur, Sampai Akibat Defisit Nutrisi
Hanya saja pada serangan jantung yang khas, timbul rasa nyeri di areal dada yang cenderung terasa seperti ditekan beban berat, timbul saat aktivitas, lalu menyebar hingga rahang, leher atau bahu dengan keringat dingin yang mengiringi sejumlah gejala tersebut.
"Sementara timbulnya serangan panik, nyeri di dada dirasakan cenderung seperti ditusuk yang dapat dilokalisasi, muncul secara tiba-tiba, bahkan dapat muncul saat istirahat atau tidur, akibat stres atau rasa cemas ekstrem, disertai perasaan takut mati atau takut hilang kendali" tutur dr. I Gusti Ayu Ratna Dewi mengawali edukasi bincang sehat melalui aplikasi Zoom yang diselenggarakan oleh manajemen Siloam Hospitals Jantung Diagram belum lama ini.
Baca juga: Penyebab Benjolan di Bibir yang Terasa Nyeri, Mulai dari Virus Sampai Alergi
Pada edukasi bertajuk Panic Attack vs Heart Attack: How to Know Them Apart itu, dr. Ratna mengatakan, oleh karena itu perlu diingat bahwa timbulnya nyeri dada tidak selalu merupakan gejala serangan jantung, terutama jika berusia muda dan terbebas dari berbagai faktor risiko penyakit jantung setelah melalui berbagai pemeriksaan.
Serangan panik umumnya tidak berbahaya namun dapat mengganggu aktivitas jika berulang terus menerus.
Baca juga: Komnas HAM Sangat Kecewa Terjadi Serangan KKB ke Nakes di Papua
Hal utama yang dapat dilakukan penderita pada saat terjadi serangan panik yaitu berusaha mengenali keadaan serangan panik, menenangkan diri melalui pengaturan napas, dan mencoba fokus dengan keadaan sekitar (grounding).
Baca juga: 9 Gejala Serangan Jantung yang Mesti Diwaspadai, Terasa Nyeri di Dada hingga Sesak Napas
"Cobalah untuk menenangkan diri, tarik napas dalam dengan hidung lalu hembuskan secara perlahan melalui mulut. Sembari mengatur napas, lakukan grounding yaitu fokus dengan lingkungan sekitar, dengan cara menyebutkan 3 hal yang dapat anda dengar, 3 hal yang dapat anda lihat, dan 3 hal yang dapat anda sentuh," ungkap dr. I Gusti Ayu Ratna Dewi.
Timbulnya kecemasan yang berlebihan atau merasa takut yang tidak terduga tanpa pemicu yang jelas pada diikuti keadaan seperti nyeri dada, jantung berdebar cepat, pusing, tremor, rasa seperti tercekik, ketakutan, berkeringat, gelisah dan lainnya merupakan respon akibat stress yang berlebihan atau dikenal dengan "Panic Attack" (serangan panik)".
"Serangan panik ini umum disebabkan oleh adanya produksi hormon stress berlebih, akibat secara umum karena stress itu sendiri atau karena mengonsumsi alkohol atau zat kaffein secara berlebihan pun adanya faktor genetik.
Frekuensi panik ini dapat dikurangi dengan berolahraga teratur, memenangkan diri dan fokus, tidur yang cukup atau melakukan relaksasi pernafasan melalui meditasi," tutur Ratna.
Dokter Siloam Hospitals Jantung Diagram mengingatkan, jika faktor resiko penyakit jantung seperti memiliki riwayat kolesterol, hipertensi, diabetes, atau genetik yang ternyata dimiliki pasien yang sedang mengalami panic attack, maka diagnosis heart attack belum dapat disingkirkan tanpa pemeriksaan lebih lanjut seperti misalnya rekam jantung atau enzim jantung.