Berita Tabanan
30 Desa di Tabanan Dapat Hibah Air Minum, Syarat Utama Harus Sukses Kelola Pamsimas
Sebanyak 30 Desa di Tabanan, Bali, mendapat kucuran anggaran untuk program Hibah Insentif Desa Menuju Air Minum Aman (HID Mama) tahun ini
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Sebanyak 30 Desa di Tabanan, Bali, mendapat kucuran anggaran untuk program Hibah Insentif Desa Menuju Air Minum Aman (HID Mama) tahun ini.
Desa yang mendapat hibah adalah desa yang sukses dalam pengelolaan dan perawatan Pamsimas.
Kepala Bidang Permukiman PUPRPKP Tabanan, I Gusti Agung Gede Krisna Kamasan mengatakan ini program untuk mencegah terjadinya kasus stunting yakni dengan menyediakan air minum yang aman dikonsumsi.
Dalam artian di desa tersebut nantinya tidak hanya tersedia air, namun menjamin air gang bersih, aman dan layak dikonsumsi.
Baca juga: Cegah Pegawai Bekerja Salahi Aturan, Perumda Air Minum Panca Mahottama Gelar Workshop
Program HID Mama ini merupakan program turunan dari Pamsimas sebelumnya.
"Dari 133 Desa yang ada, 30 Desa di Tababan sudah mendapatkan bantuan ini. Tentunya kami sangat bersyukur Kabupaten Tabanan menjadi salah satu penerimanya," ungkap Krisna Kamasan, Minggu 3 Oktober 2021.
Ia menjelaskan, banyak kriteria yang garus dipenuhi kalau ingin mendapatkan bantuan sarana air minum bersih dan layak konsumsi ini.
Desa tersebut harus sudah dinyatakan mampu mengelola dan merawat secara berkelanjutan keberadaan Pamsimas.
Jika tak memenuhi kriteria tersebut mustahil program HID Mama ini digelontorkan ke desa.
"Kemudian untuk pembangunan HID Mama ini Tabanan mendapat anggaran senilai Rp 7,2 miliar. Jumlahnya bervariasi terganrung situasi dan kondisi desa, yang jelas tertinggi dikisaran Rp 300 juta lebih," jelasnya.
"Nantinya, pembangunan akan diawasi secara langsung oleh Balai Provinsi dibawah Kementerian PUPR sekaligus pengawasannya langsung dari Dinas PUPR Kabupaten Tabanan," sambung dia.
Gusti Krisna mengbatakan program HID Mama ini dilaksanakan dengan sistem padat karya.
Artinya pembangunan dilaksanakan dengan memberdayakan masyarakat desa setempat sebagai pekerjanya.
Tujuannya agar memberikan efek perputaran perekonomian di wilayah setempat.
Selain itu, dari segi bahan dan material pembangunannya juga diambil atau dibeli dari lingkungan sekitar masyarakat setempat.