Berita Karangasem
UPDATE: Akses Jalan di Desa Ban Karangasem Tertutup Material Longsor Setelah Diguncang Gempa 4,8 SR
Kepala Dusun Jatituhu, Nyoman Semera, mengatakan, akses jalan warga yang tertutup longsor hampir di beberapa titik.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Sejumlah akses jalan di Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu tertutup oleh material longsor lantaran gempa bumi berkekuatan 4,8 SR, Sabtu (16/10/2021).
Akses jalan yang tertutup material longsor tersebar hingga beberapa titik. Aktivitas Masyarakat pun menjadi terhambat.
Kepala Dusun Jatituhu, Nyoman Semera, mengatakan, akses jalan warga yang tertutup longsor hampir di beberapa titik.
Warga terisolir dan tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Baca juga: UPDATE - Gempa 4.8 SR di Bali, 95 Unit Rumah Warga di Jatituhu Karangasem Tak Bisa Ditempati
Warga berharap material longsor segera dibersihkan, sehingga akses jalan bisa kembali terbuka dan dilalui krama.
"Material longsor semoga segera disingkirkan, sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas.
Akses jalan sifatnya urgent, sehingga perekonomian masyarakat tak mati.
Saya berharap petugas segera mengevakuasi," harap Nyoman Semera, Sabtu (16/10/2021).
Informasi di lapangan, jalan di Jatituhu berbukit.
Kemungkinan material bebukitan alami longsor akibat diguncang gempa.
Tidak hanya di Jatituhu, beberapa jalan antara Banjar di Desa Ban juga tertutup material tanah lantaran gempa bumi. Seperti jalan Cegi ke Pengalusan, Desa Ban, Kecamatan Kubu.
Selain itu, gempa berkekuatan 4.8 SR di Karangasem mengakibatkan 95 unit rumah masyarakat di Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu rusak, alias tidak bisa ditempati.
Kerusakan bervariatif, ada temboknya retak, atap dan plafon ambruk, serta ada juga yang sudah rata.
I Nyoman Semera, warga Jatituhu, mengatakan, rata - rata rumah di Jatituhu rusak parah serta tidak bisa ditempati.
Baca juga: UPDATE Gempa Bali 4,8 SR: Bangli dan Karangasem Terparah, Korban Jiwa 3 Orang, 18 Orang Luka-luka
"Gempanya keras tadi pagi. Warga panik, banyak tempat ibadah ambruk serta rumah warga rusak parah tak bisa ditempati," ungkap Nyoman Semera, Sabtu 16 Oktober 2021 siang.