Berita Bali
25 Tahun Berkarya di Industri Musik, Navicula Akhirnya Rilis Lagu Berbahasa Bali Pertama
Navicula merilis lagu berbahasa Bali pertama setelah 25 tahun di industri musik
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Irma Budiarti
Tapi kembali memikirkan sektor lain seperti kedaulatan pangan atau pertanian.
Mumpung banyak orang pulang kampung, terjadi ledakan tenaga kerja di desa, sebenarnya ini harus menjadi momentum kebangkitan pertanian dan desa.
Siapa tahu setelah pandemi, mereka yang pulang kampung, setelah dilatih untuk mengembangkan pertanian, malah berpikir untuk tinggal dan mengembangkan desanya.
Harapannya, kalau dulu ada masalah krisis petani, kini sudah tidak ada lagi.
“Jadi tidak ada lagi orang yang merasa gagal ketika pulang kampung, tapi ketika orang pulang kampung, ini akan menjadi pride.
Karena di desa, pertanian akan menjadi kunci utama pelestarian alam dan budaya,” paparnya.
Pandemi juga mengingatkan kita bahwa sepenting-pentingnya industri pariwisata di Bali, aset yang dijual pada pariwisata di Bali ada dua hal, yakni budaya dan alam.
Penggarapan video bekerjasama dengan Silurbarong.
Navicula telah tiga kali bekerjasama dengan lembaga film yang digawangi anak muda.
Musik Video Ibu dan Dagelan Penipu Rakyat adalah kolaborasi Navicula dengan Silurbarong sebelumnya.
Baca juga: Pertama Kali Setelah 25 Tahun, Navicula Band Rilis Lagu Berbahasa Bali “Mulih”, Berikut Liriknya
Adapun Tim Kolaborasi dari video 'Mulih' yakni, Sutradara Ayu Pamungkas, Produser Rai Pendet, Penata Kamera Denny Chrisna dan Ide Cerita Gede Robi.
Video klip tersebut direkam di Epiproduction, Sanur, Bali, Recording operator Tude Arta Sedana, Lirik and musik oleh Gede Robi Penampilan dan Aransemen oleh Navicula.
Solo Gitar oleh Donnie Lesmana, dan Keyboard oleh Windu Estianto.
(*)