Berita Bali
Mensos Risma Kunjungi Korban, Akses Jalan yang Tertutup Material Longsor Dibersihkan
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali, Senin (18/10).
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Bali, Senin (18/10).
Mensos Risma langsung mengunjungi dan melihat kondisi terkini korban luka gempa yang masih dirawat di RSUD Bangli.
Mensos Risma bersama rombongan dari Kemensos didampingi Bupati dan Wakil Bupati Bangli serta jajaran langsung menyambangi ruang Nusa Indah II A dan B.
Ia pun sempat berbincang dengan para korban sebelum menyerahkan santunan secara simbolis, baik kepada 3 orang korban luka maupun ahli waris dari korban meninggal dunia.
Ketiga korban itu diantaranya Ni Made Mudawati (50) dan Putu Novita Sari (18) keduanya warga Desa Trunyan, serta Ni Wayan Sunadi (71) warga Desa Beluhu.
Santunan yang diberikan Kemensos kepada korban meninggal 2 orang berjumlah Rp30 juta dan masing-masing ahli waris menerima Rp15 juta.
Santunan luka berat 3 orang total Rp15 juta masing-masing menerima Rp5 juta.
Santunan untuk korban di Karangasem diberikan santunan korban meninggal 1 orang Rp15 juta, santunan luka berat 3 orang total Rp15 juta masing-masing mendapat Rp5 juta dan santunan luka ringan 3 orang Rp6 juta masing-masing mendapat Rp2 juta.
Selain itu, Kemensos juga memberikan bantuan logistik untuk dua kabupaten tersebut nilainya mencapai Rp248 juta.
Mensos Risma beserta rombongan kemudian menuju Dermaga Kedisan, Kintamani. Kedatangannya untuk meninjau korban yang terdampak musibah gempa bumi di Banjar Cemara Landung, Desa Terunyan.
Mensos Risma beserta rombongan Forkopimda Bangli menuju Desa Terunyan dengan menumpang 3 speedboat.
Sekembalinya ia di dermaga, mantan Wali Kota Surabaya itu menyerahkan bantuan secara simbolis Rp 259.493.150, yang diterima Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta.
Mensos Risma mengatakan, tujuan utamanya meninjau langsung ke lokasi longsor adalah untuk melakukan pemetaan langkah ansitipasi, agar tidak terjadi korban lagi.
"Tadi juga disampaikan oleh Pak Kepala Desa, ada delapan titik yang rawan (longsor). Nah karena itu, nanti dengan pak bupati, pak DPRD, pak DPD, maka akan dipetakan untuk membuat tempat antisipasinya. Jadi kalau hujan, mungkin semua (warga) harus pindah (evakuasi) ke tepat yang ditunjuk aman," jelasnya.
Selain itu, sesuai aspirasi yang diterima Mensos Risma, warga juga mengharapkan perahu untuk proses evakuasi apabila kembali terjadi bencana.