Berita Bali
Bali Siap Sambut Tamu Australia, Konjen Anthea Griffin Surati Kepala Dispar
Pemerintah Australia memutuskan untuk segera mengakhiri pembatasan dan larangan perjalanan lintas negara atau internasional.
Penulis: Ragil Armando | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Rencananya, dirinya akan bertemu untuk kemudian melakukan konferensi pers bersama.
"Saya belum bisa memberikan tanggapan, karena saya belum berkoordinasi sama Konjen ya. Biar sama-sama kita presscon," ucapnya saat diwawancara, Jumat 22 Oktober 2021.
Saat disinggung mengenai kapan pihaknya akan bertemu dengan Konjen Griffin, mantan Kepala Bapedda Bali ini mengaku akan melakukannya setelah Senin 25 Oktober 2021 mendatang.
"Saya masih ada kesibukan pekerjaan sampai Senin. Ya setelah Senin lah," ujar dia.
Menanggapi informasi tersebut, Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Badung langsung melakukan promosi pariwisata ke Australia.
Baca juga: Soal Pencabutan Larangan Berpergian Warganya ke Luar Negeri, Konjen Australia Surati Kadispar Bali
Negara Australia dipandang sangat penting dan sangat mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali.
Bahkan wisatawan Australia menjadi wisatawan nomor satu paling banyak yang datang ke Bali.
"Saat aturannya dicabut, media di Australia langsung mewawancarai saya. Saat itu saya jelaskan bagaimana kondisi Bali saat ini. Termasuk (saya katakan) kami sudah membuka pariwisata mancanegara," kata Ketua BPPD Badung I Gusti Agung Rai Suryawijaya, Jumat.
Suryawijaya mengaku, selaku kepala Badan Promosi, pihaknya sangat mengapresiasi, karena pencabutan itu maju atau lebih awal dari perencanaan pemerintah setempat.
"Rencananya kan mulai tahun 2022, tapi ini 1 November 2021 (WN Australia) sudah bisa ke Indonesia, khususnya ke Bali," katanya.
Disebutkan, pencabutan aturan itu membawa angin segar bagi pemerintah Indonesia, khususnya Bali.
Pasalnya wisatawan Australia merupakan pasar tradisional dari pariwisata di Bali.
"Kenapa masuk pasar tradisional, karena Australia memberikan kontribusi yang sangat besar kepada Bali. Bahkan pada tahun 2019 silam Australia menduduki peringkat pertama, karena warganya paling banyak ke Bali yakni sampai 1,2 juta. Setelah itu disusul negara Cina dengan jumlah kunjungan 1,1 juta wisatawan," bebernya.
Ketua PHRI Badung ini juga mengatakan, dua negara ini juga harus dijaga hubungannya.
Bahkan dirinya sendiri sudah sempat melakukan komunikasi dengan memberikan informasi-informasi yang jelas terkait kondisi Bali, penanganan Covid-19 di Bali, termasuk protokol kesehatannya (Prokes).