PBSI Pastikan Anthony Ginting dan Jonatan Christie Absen French Open Akibat Cedera

Akibat cederanya itu, Ginting dan Jonatan rontok di pertarungan Denmark Open pekan ini

Editor: DionDBPutra
AFP/CLAUS FISKER/ RIZAU SCANPIX
Ekspresi Anthony Sinisuka Ginting setelah mengalahkan pemain China Lu Guang Zu di final Piala Thomas, Minggu 17 Oktober 2021. 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Dua pebulu tangkis tunggal putra nasional, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie, dipastikan absen dalam turnamen BWF Super 750 French Open akibat cedera pinggang yang dialami sejak Piala Thomas pekan lalu.

Menurut pelatih tunggal putra PP PBSI, Irwansyah, dua pebulu tangkis andalan Merah Putih itu dipastikan tidak mengikuti turnamen yang berlangsung pada 26-31 Oktober 2021 di Paris itu akibat cedera.

"Ginting cedera saat lawan Axelsen di semifinal, sementara Jojo cedera di final lawan Li Shi Feng," kata Irwansyah lewat keterangan resmi PBSI di Jakarta, Sabtu 23 Oktober 2021.

Baca juga: Anthony Ginting Mundur Saat Laga Baru Berjalan 2 Menit karena Cedera Pinggang

Baca juga: Rekap Hasil Denmark Open 2021: Jonatan Christie Kalah, Indonesia Cuma Punya 2 Wakil di Semifinal

Akibat cederanya itu, Ginting dan Jonatan rontok di pertarungan Denmark Open pekan ini.

Ginting mundur dari pertandingan di babak pertama saat melawan Thomas Rouxel dari Prancis.

Sementara Jonatan mengalami nasib serupa harus mundur dari pertandingan saat menghadapi Kento Momota di gim kedua babak perempat final hari Jumat 22 Oktober 2021.

Senyum Jonatan Christie (Jojo) saat memeluk Piala Thomas 2021
Senyum Jonatan Christie (Jojo) saat memeluk Piala Thomas 2021 (Twitter/@shanju)

Irwansyah pun mengapresiasi semangat juang dan motivasi yang dimiliki kedua pemainnya, walaupun sudah menyadari cedera namun masih bersemangat untuk meraih kemenangan, bahkan melanjutkan turnamen di Denmark.

"Mereka ngotot dan tetap memaksakan diri saat bertarung di final. Motivasinya begitu besar untuk mengalahkan rasa sakit untuk membawa Indonesia juara Piala Thomas," Irwansyah mengungkapkan.

Sebagai tindak lanjut, PP PBSI pun akan mengirim Jonatan dan Ginting kembali ke Tanah Air untuk pemulihan serta mempersiapkan agenda selanjutnya di leg Asia yang akan melangsungkan tiga turnamen di Bali pada 16 November-5 Desember.

"Selanjutnya Ginting dan Jojo akan kembali ke Indonesia dan fokus ke turnamen di Bali," pungkas Irwansyah.

Praveen/Melati gagal ke final

Sementara itu, ganda campuran Indonesia Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti gagal melangkah ke final Denmark Open 2021 setelah dihentikan pasangan Thailand Dechapol Puvaranukroh/Sapsiree Taerattanachai pada semifinal di Odense Sports Park, Denmark, Sabtu 23 Oktober 2021.

Setelah melakoni tiga gim berdurasi satu jam, Praveen/Melati akhirnya dipaksa menyerah oleh lawannya, 21-16, 17-21, 20-22, demikian catatan BWF.

Pertandingan antara Praveen/Melati sebagai unggulan ketiga dan Dechapol/Sapsiree yang merupakan unggulan kedua berlangsung ketat sejak awal gim pertama.

Kedua pasangan sempat terlibat kejar-kejaran angka, tapi pengembalian bola dari Dechapol yang beberapa kali eror justru banyak menguntungkan Praveen/Melati untuk unggul 11-7 di interval pertama.

Berbekal keunggulan di masa interval, juara Denmark Open 2019 itu makin percaya diri untuk melancarkan serangan di saat pasangan Thailand juga terus memberikan tekanan.

Hingga pada akhirnya, bola yang gagal dihalau Sapsiree menandai akhir dari gim pertama untuk keunggulan Praveen/Melati.

Setelah berganti sisi lapangan, pasangan Indonesia itu mulai kehilangan ritme permainan mereka. Pengembalian bola dari Praveen yang beberapa kali terlalu melebar membuat mereka tertinggal 9-11 saat interval.

Meski berusaha terus mengejar, pasangan yang dijuluki netizen sebagai Honey Couple itu tetap kalah sehingga pertandingan pun harus berlanjut ke gim penentuan.

Sempat unggul 2-0 membuka gim ketiga, Praveen/Melati justru tertinggal 2-4 dari Dechapol/Sapsiree.

Efektivitas serangan Praveen/Melati di awal gim ketiga ini menurun dengan pengembalian bola yang banyak error baik dari Praveen maupun Melati. Wakil Thailand memimpin interval pertama 11-8.

Setelah tertinggal cukup jauh, Praveen/Melati terus mencoba mengejar ketertinggalan. Mereka baru mampu menyamakan kedudukan pada angka kritis 20-20.

Sayang, momentum untuk berbalik unggul terlepas setelah servis eror dari Praveen serta perkiraan Melati yang salah membiarkan bola dari Sapsiree masuk begitu saja ke bidang permainan membuat mereka harus menelan kekalahan 20-22 dari Dechapol/Sapsiree. (antara)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved