Berita Badung
Kisah Komang Darma, Dari Pekerja Pariwisata 'Banting Setir' Menyewakan Ban Karakter di Pantai Berawa
Di hari kerja, Senin hingga Sabtu Komang bekerja sebagai driver guide atau sopir tamu yang membawa Wisatawan Mancanegara (Wisman) berkeliling Bali
Penulis: Arini Valentya Chusni | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Arini Valentya Chusni
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Kisah ini berawal dari seorang pria kelahiran tahun 1984, Komang Darma.
Bli Komang sapaan akrabnya, beradu nasib di tengah pandemi untuk menafkahi keluarganya.
Mulanya, ia menyewakan ban karakter di Pantai Berawa sejak tahun 2012.
Namun, hanya tiap hari minggu saja.
Di hari kerja, Senin hingga Sabtu Komang bekerja sebagai driver guide atau sopir tamu yang membawa Wisatawan Mancanegara (Wisman) berkeliling Bali.
Baca juga: Ramai di Sore Hari, Begini Kondisi Pantai Berawa Canggu
Namun sejak pandemi datang, Komang banting setir bekerja tiap harinya dengan menyewakan ban yang ia beli melalui online shop.
“Saya dulu sebagai driver tamu, sejak pandemi gini tidak ada tamu yang datang ke Bali, sepi.
Sedangkan hidup harus tetap jalan, akhirnya saya menekuni kerjaan saya sebagai penyewa ban,” terang Komang saat diwawancarai Tribun Bali, Selasa 26 Oktober 2021.
Pria asal Canggu tersebut membuka penyewaan ban di Pantai Berawa setiap hari, mulai pukul 15.00 wita hingga petang. Namun, di hari libur ia mulai bekerja pukul 08.00 wita.
Antusias pengunjung pantai pun tinggi dalam menyewa ban milik Komang ini.
Per harinya, Komang mampu menyewakan ban karakternya kepada 15 hingga 20 orang.
Berbeda juga di hari libur, bisa dua kali lipat pengunjung yang menyewa ban karakter milik Komang.
Untuk diketahui ya Tribunners, di Kawasan Pantai Berawa itu terdapat cekungan air laut yang membelah antara satu sisinya dan sangat dangkal.
Disinilah biasanya pengunjung bermain ban diatas pantai.
Adapun yang sering menyewa yaitu anak-anak hingga remaja.
Baca juga: Kisah Sukmawati Soekarnoputri dan Bali, Gamelan yang Jadi Terapi saat Bung Karno Wafat
Ban yang Komang sewakan bervariasi, bentuknya ada yang bulat kecil hingga ban karakter angsa.
Satu ban dibanderol dari Rp 10 Ribu hingga Rp 25 Ribu.
Pengunjung pun tidak dikenakan waktu dalam menyewa bannya, hanya saja jika pengunjung ingin bertukar ban dari yang kecil hingga besar harus merogoh koceh lagi.
Dimasa PPKM level 2 Bali, Bli Komang tidak menerima tamu meskipun peraturan sedikit dilonggarkan pemerintah.
“Saya freelance driver, tidak ikut perusahaan. Jadi saya buka jasa sendiri promosi lewat sosial media, jadi sementara ini belum ada tamu yang memakai jasa saya,” tambahnya.
Saat menjadi driver guide, Komang juga menjadi pengelola di Vila milik mertuanya.
Namun, saat pandemi sekarang, jarang sekali tamu, bahkan pekerja di vila milik mertuanya pun banyak yang dirumahkan.
Padahal, harga vila yang dijual permalamnya Rp 300 Ribu yang semula dari Rp 500 Ribu. Untuk per bulannya, dipatok harga Rp 3,5 Juta.
Saat ditanya Tribun Bali harapan terkait pariwisata di Bali, ia hanya berharap datangnya wisman ini mendatangkan rezeki lagi untuk pekerja pariwisata.
“Saya harap pemerintah jangan terlalu membuat peraturan yang merumitkan, sebab wisman saja masih belum datang, apalagi wisdom.
Mari kita sama-sama bergotong royong membangun pariwisata Bali pulih kembali,” tutupnya.(*)
Artikel lainnya di Berita Bali