Berita Karangasem
Ratusan Wisatawan Cancel Booking Kamar, Ketua PHRI Karangasem Sesalkan Ketatnya Persyaratan
Ratusan wisatawan domestik (wisdom) tujuan ke Karangasem terpaksa cancel booking-an kamar setelah ada persyaratan wajib test PCR bagi penumpang pesawa
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA- Ratusan wisatawan domestik (wisdom) tujuan ke Karangasem terpaksa cancel booking-an kamar setelah ada persyaratan wajib test PCR bagi penumpang pesawat.
Untuk rapid test antigen sudah tak berlaku lagi.
Aturan diberlakukan beberapa hari yang lalu.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Karangasem, Wayan Kariasa, mengatakan, wisatawan yang cancel booking-an yakni untuk November dan Desember.
Baca juga: Komunitas MPIG Dibentuk, Warga Amed Karangasem Berbondong-bondong Ingin Jadi Petani Garam
Baca juga: 38 Sekolah Terdata Rusak, PMI dan Pemkab Bangun 20 Shelter di Desa Ban Karangasem
Alasannya melakukan pembatalan karena ada syarat wajib tes PCR.
Harganya lebih mahal dibanding antigen.
"Belum pulih sudah diamputasi lagi. Yang mana penerapan PCR bagi para wisatawan yang pakai pesawat sangat memperpuruk keadaan pariwisata. Baru ada beberapa booking wisatawan nusantara dan akhirnya pada cancel," kata Wayan Kariasa saat dihubungi, Senin (25/10).
Pria yang juga menjabat sebagai menager Ashyana Hotel mengungkapkan, untuk Desember wisatawan yang melakukan bookingn hotel hampir mencapai 90 kamar selama 10 hari secara berkelompok.
Karena ada persyaratan tes PCR terpaksa mereka reschedule kembali kunjungannya.
"Saya kebetulan ada booking untuk group (kelompok) 90 kamar selama 10 hari, dan mereka reschedule lagi. Grup ini kami bagi ke beberapa hotel di Candidasa, Kecamatan Karangasem," imbuhnya.
Wisatawan domestik yang tak bergrup lebih banyak booking dalam jangka pendek. Kecuali grup baru booking akan lebih awal karena akan memerlukan jumlah kamar yang banyak.
Wisatawan yang cancel tersebar di beberapa kecamatan, seperti Abang, Manggis, Karangasem.
Ditambahkan, untuk jadwal berlibur Desember semakin tak jelas karena ada peraturan-peraturan yang terus berubah secara tiba-tiba.
Sehingga para wisatawan nusantara pun malas melakukan booking kamar dan pesan tiket pesawat.
Saat ini para wisdom masih menunggu keputusan baru.
Baca juga: PMI Bangun Shelter untuk Warga Terdampak Gempa di Karangasem
Baca juga: Termasuk Kram Otot dan Sakit Kepala, Ini Tanda-tanda Anda Mengalami Dehidrasi
Baca juga: Berlaku Mulai Hari Ini, Beli Tiket Kereta Api Wajib Pakai NIK yang Tertera Dalam KTP
Semua pelaku wisata, kata Kariasa, berharap agar dikembalikan ke peraturan sebelumnya yakni mengunakan tes antigen.
Mengingat harga PCR lumayan mahal.
Seandainya memakai PCR diharapkan harga diturunkan, sehingga wisatawan bisa menjangkaunya.
Wisdom banyak yang mengeluh.
Baca juga: Berlaku Mulai Hari Ini, Beli Tiket Kereta Api Wajib Pakai NIK yang Tertera Dalam KTP
Baca juga: Akibatnya Jika Kartu ATM Tak Diganti Model Chip, Salah Satunya Mengurangi Pencurian Data Nasabah
Baca juga: Presiden Jokowi Minta Harga Tes PCR Turun, Bandara Ngurah Rai Tetap Ramai, Meski Syarat Ketat
Sebelumnya, pria asal dari Desa Talibeng, Kecamatan Sidemen ini berharap ada bantuan dari pemerintah terhadap pengusaha hotel dan restoran, diantaranya ditanggung BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan pegawai, memberikan bantuan ke pegawai yang dirumahkan sementara.
(*)