Berita Nasional

Jubir Menko Marves Bantah Edy, Luhut dan Pebisnis Lainnya Diduga Terlibat Bisnis RT-PCR

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diduga terlibat dalam bisnis tes polymerase chain reaction (PCR).

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
ilustrasi PCR - Jubir Menko Marves Bantah Edy, Luhut dan Pebisnis Lainnya Diduga Terlibat Bisnis RT-PCR 

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA – Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan diduga terlibat dalam bisnis tes polymerase chain reaction (PCR).

Selain Luhut, diduga terdapat sejumlah pebisnis lainnya yang terlibat dalam bisnis tersebut.

Dugaan tersebut berdasarkan dua perusahaan yang terafiliasi dengan dirinya yakni, PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi.

Diketahui, Koordinator PPKM Jawa-Bali itu mendirikan Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) Lab pada tahun 2020.

Baca juga: Syarat Terbaru Perjalanan PPKM Jawa-Bali, Perjalanan Darat Wajib Tunjukan Hasil PCR atau Antigen

Tujuan pendirian GSI Lab adalah untuk membantu pemerintah dalam mempercepat penanganan Covid-19.

PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi dikabarkan ikut memiliki saham di GSI.

Namun, Jubir Menko Manves, Jodi Mahardi membantah dugaan tersebut.

Dirinya menjelaskan, tidak ada maksud bisnis RT-PCR dimana melibatkan sejumlah pebisnis, termasuk Luhut.

"Tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI, apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat," katanya dalam pesan singkat dikutip Tribun-Bali.com dari Antara di Jakarta, Selasa 2 November 2021.

Jodi menjelaskan, Toba Bumi Energi adalah anak perusahaan Toba Bara Sejahtra.

Namun saham Menko Luhut yang dimiliki melalui Toba Sejahtra di Toba Bara Sejahtra sudah sangat kecil, yaitu di bawah 10 persen.

"Jadi Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS, sehingga kami tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi," katanya.

Jodi menuturkan, pendirian GSI berdasarkan atas ajakan teman Menko Marves Luhut dari teman-temannya di Grup Indika, Adaro, Northstar, yang berinisiatif membantu menyediakan tes Covid-19 dengan kapasitas tes yang besar.

Pada kala itu, tes Covid-19 merupakan kendala terbesar ketika masa-masa awal pandemi muncul di Indonesia.

"Jadi total kalau tidak salah ada 9 pemegang saham di situ. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini," ujarnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved