Berita Bali
Makna Pemasangan Penjor di Lebuh Serta Makna Kelengkapan Penjor
Sebentar lagi hari suci dan Hari Raya Galungan akan disambut meriah dan suka cita oleh umat Hindu.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebentar lagi hari suci dan Hari Raya Galungan akan disambut meriah dan suka cita oleh umat Hindu.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan Dalam Bahasa Bali & Bahasa Indonesia
Budha Kliwon wuku Dungulan, yakni pada 10 November 2021 merupakan hari suci Galungan.
Dimana umat Hindu di Bali, dan umumnya di Nusantara akan memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasiNya.
Selain upacara dan upakara, salah satu keunikan saat hari raya Galungan adalah penjor.
Dari berbagai sumber yang dihimpun Tribun Bali, memasang penjor Galungan dilakukan di lebuh.
Atau di depan pintu masuk gerbang jalan menuju rumah.
Baca juga: Penjualan Penjor Meningkat, Jelang Galungan di Denpasar, Utamakan Beli Buah Lokal karena Lebih Murah
Baca juga: Rayakan Galungan dan Kuningan, PHDI dan MDA Bali Ajak Umat Hindu Gunakan Buah Lokal
Hal itu konon sebagai perwujudan, bahwa umat Hindu menegakkan Dharma atau kebenaran sejati.
Sebab hanya kebenaran yang unggul, yaitu kebenaran berdasarkan ajaran Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Sebab tentu saja kebenaran dari Sang Pencipta adalah kebenaran yang utama.
Perlu diketahui, bahwa kelengkapan penjor juga memiliki kekhasan tersendiri.
Di dalam penjor, biasanya berisi isian alam yang melimpah, diantaranya padi dan masih banyak lagi.
Hal itu menunjukkan bahwa isi alam semesta merupakan perwujudan dari penjor tersebut.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Hari Raya Galungan dan Kuningan Dalam Bahasa Bali & Bahasa Indonesia
Sebagai pula bentuk perwujudan rasa terimakasih kepada alam semesta (bhuana agung) yang telah memberikan segala kesejahteraan bagi umat manusia.
Selain padi, ada pula pala bungkah, pala gantung, dan kain putih kuning yang memiliki makna menuju kesempurnaan.
Jika ditelaah lebih jauh, kelapa pada penjor merupakan wujud Vindu.