Serba Serbi
MAKNA Penjor, Sarana Wajib saat Hari Raya Galungan dan Kuningan sebagai Lambang Kemenangan Dharma
penjor diyakini sebagai lambang wujud gunung tertinggi yang merupakan tempat berstananya Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Wema Satya Dinata
"Penjor Galungan dikatakan sakral, karena berfilosofi sebagai lambang keagungan dan kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa beserta prabhawaNya. Sehingga umat Hindu di Bali mengekspresikan rasa syukur, dan rasa terimakasih serta mengagungkan kebesaran Tuhan, pada saat hari suci Galungan dengan salah satunya membuat penjor," ucapnya.
Pemasangan penjor Galungan dimulai pada hari penampahan Galungan, sebagai simbol mulai para umat Hindu membangkitkan pikiran,tingkah laku, dan kata-kata menuju kebenaran (Dharma).
Sehingga memulai membangkitkan dan memegang teguh prinsip Dharma untuk melawan Adharma.
Selain itu, penjor dipasang di depan rumah tempat keluar (lebuh) sebelah kanan sebagai simbol pemegang dan pelaksana kebenaran (Dharma).
Posisi ini tergantung pada lokasi rumah, yaitu jika rumah menghadap ke timur berarti pemasangan penjor di sebelah selatan menghadap ke jalan.
Begitu seterusnya yang penting di sebelah janan pintu keluar rumah.
Pencabutan penjor hari suci Galungan yaitu 35 hari dari saat Anggara Dungulan ( hari penampahan Galungan) sampai pada hari Pegatuwakan atau Hari Suci Buda Kliwon Pahang.
"Yang tidak kalah pentingnya, diketahui bahwa penjor Galungan juga dikatakan perwujudan Naga Basuki dan Naga Anata Boga sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan," sebut pemangku Pura Campuhan Windhu Segara ini.
Untuk itulah, penjor di depan di pasang sanggah cucuk melengkung. Sebagai simbol Ardha Candra dan juga dilambangkan kepala naga. (*)