Berita Bali

Libur Hari Raya Galungan, Denpasar Bak Kota Mati

Suasana Jalan Teuku Umar, Denpasar yang lengang saat Hari Raya Galungan, Rabu 10 November 2021.

Penulis: Ragil Armando | Editor: Harun Ar Rasyid
Tribun Bali/Ragil Armando
Suasana Jalan Teuku Umar, Denpasar yang lengang saat Hari Raya Galungan, Rabu 10 November 2021. 

TRIBUN BALI, DENPASAR – Libur dalam rangkaian Hari Raya Galungan membuat suasana jalanan, pusat-pusat keramaian, pertokoan, fasilitas umum lainnya di seputaran Kota Denpasar, Rabu 10 November 2021, tampak sepi.

Berdasarkan pantauan Tribun Bali, di jalan-jalan protokol di kawasan Kota Denpasar maupun yang menuju ke arah obyek wisata seperti Sanur, Kuta, atau Nusa Dua dan dari Kota Denpasar menuju Gianyar dan Tabanan, hanya terlihat lalu-lalang beberapa kendaraan bermotor.

Hal tersebut berbanding terbalik dengan kondisi pada hari-hari normal yang banyak diwarnai oleh berbagai kemacetan di hampir seluruh jalan-jalan protokol tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Achmad Subkhi, seorang warga yang kebetulan melintas di Jalan Teuku Umar, Denpasar ketika ditemui Tribun Bali.

Ia mengatakan bahwa libur Hari Raya Galungan ini membuat Kota Denpasar lengang dan seluruh jalanan di Kota Denpasar lancar.

"Ya sepi aja jalannya, mungkin karena banyak yang pulang kampung. Enaknya lancar gak macet, biasanya saya ke Nusa Dua bisa 40 menitan, ini cuma 25 menit," ujarnya.

Baca juga: Fotografer hingga Youtuber Antusias Hadiri Ritual Ngerebeg di Desa Penglipuran Kintamani Bangli

Seperti diketahui, instansi pemerintahan dan sekolah-sekolah pada semua jenjang di Bali libur selama tiga hari terhitung sejak hari Selasa (9/11) hingga Kamis (11/11).

Ini dilakukan sebagai bagian guna memberikan kesempatan bagi Umat Hindu untuk mempersiapkan dan merayakan Hari Raya Galungan.

Sementara itu Umat Hindu yang tinggal merantau di Kota Denpasar, sebagian besar memilih untuk mudik ke daerah asal di seantero Pulau Dewata guna merayakan Hari Raya Galungan bersama keluarga.

Seperti yang dilakukan oleh I Gusti Ngurah Candrayuda, yang bertahun-tahun tinggal di Kota Denpasar dan bekerja sebagai pegawai swasta di salah satu perusahaan.

“Ya saya pulang kampung lah ke Karangasem buat sembahyang dan ngrayain Galungan sama keluarga besar di kampung” katanya kepada Tribun Bali.

Pada hari penampahan Galungan kemarin, (9/11), Umat Hindu menyelesaikan aktivitas memasang penjor, dan menampah babi.

Seperti yang dilakukan oleh warga di beberapa banjar di Kota Denpasar yang melakukan tradisi nampah babi.

Jalanan yang sepi, kini diwarnai oleh indahnya dan semaraknya hiasan penjor yang dipasang di kiri depan gerbang masing-masing rumah sebagai bagian dari ritual menyambut Hari Raya Galungan.

Baca juga: Volume Sampah di Karangasem Naik 3 Kali Lipat Saat Galungan, Capai 120 Ton Sehari

Sementara itu berbagai obyek wisata yang biasanya ramai oleh pengunjung, juga terlihat tidak begitu ramai oleh wisatawan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved