Berita Bali
Selain Persaingan Harga Yang Tidak Sehat, Ini Kendala Pelaku Pariwisata Fastboat di Bali
ada sebuah perusahaan fastboat yang memberi harga fastboat promo sejumlah Rp. 100 ribu.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Noviana Windri
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Dibukanya pariwisata kembali ternyata tidak serta merta langsung membuat sektor pariwisata bangkit.
Banyaknya kompetitor dan sepinya pengunjung untuk berwisata membuat beberapa pelaku pariwisata membanting harganya habis-habisan.
Kadek Alit Putra selaku Director The Tanis Fast Cruise pun menuturkan bagaimana persaingan antar pelaku pariwisata saat ini khususnya yang bergerak dibidang fastboat.
Pihaknya sendiri sudah membuat beberapa promo untuk menarik wisatawan.
Namun dengan terpaksa ia juga sangat menurunkan harga paket wisatanya.
Baca juga: Koster Minta 15 Calon Dubes RI Jadi Duta Promosi Pariwisata Bali di Negara Sahabat
Baca juga: Pariwisata Bali Dibuka, Disprinaker Badung Sebut Belum Terima Laporan Karyawan Dipekerjakan Kembali
"Kalau promo dikatakan untuk domestik sebenarnya ini sangat ngeri. Harga saat ini sejak dibuka sangat hancur. Jatuh sekali promonya. Mungkin bukan hanya fast boat saja. Jika dilihat hotel-hotel di Denpasar juga banyak yang mengalami seperti itu Persaingan sangat tidak sehat saat ini," ungkapnya pada, Jumat (12 Oktober 2021).
Ia juga memberikan contoh kasusnya seperti ada sebuah perusahaan fastboat yang memberi harga fastboat promo sejumlah Rp. 100 ribu, lalu nantinya akan ada lagi perusahaan fastboat lainnya yang menawarkan pengunjung dengan harga Rp. 80 ribu.
Hal tersebut beruntun terjadi hingga nantinya harga menjadi jatuh.
"Karena yang datang memang terbatas, sedangkan pengusaha pariwisata di Bali sangat banyak membutuhkan dana untuk operasional dan sebagainya. Yang penting jalan dulu," tambahnya.
Ia juga mengatakan saat ini jika mencari keuntungan sangat tidak dapat karena dana yang digunakan sangat press sekali.
Kebanyakan dari mereka yang sangat membanting harga biasanya hanya memperhitungkan biaya bensin boat dan karyawan saja.
"Ia tidak memikirkan maintenance, misalnya oli, tidak dipikirkan biaya penyusutan juga berapa persen namanya di laut pasti ada kendala nanti," tandasnya.
Sementara itu promo paket yang disediakan oleh The Tanis mulai dari Rp. 275 ribu perorang.
Sebelum pandemi harga yang ditawarkan yakni mulai Rp. 350 ribu per orang.
Dan harga tersebut minimal untuk 6 orang.
Baca juga: Perjalanan Bayu Putra Bekerja di Dunia Pariwisata, Dari Kitchen Staff Kini Reservation Officer
Baca juga: Tes Antigen Berlaku Mulai Hari Ini, PHRI Badung: Menggairahkan Pariwisata Bali
"Sekarang saya jual harga Rp. 275 ribu sangat ngeri tidak pernah dapat harga paket itu. Dengan harga tersebut sudah mendapatkan fasilitas Fastboad pulang pergi, tour di Nusa Penida bisa pilih barat atau timur dan masuk lunch itu satu hari dari jam 08.00-16.30 Wita. Ada yang one night stay harganya Rp. 450 ribu perorang," sebutnya.
Alit mengatakan ini merupakan kesempatan emas untuk para wisatawan khususnya domestik yang ingin berlibur dan mendapatkan harga yang sangat spesial.
Kebanyakan saat ini pengunjung domestik berasal dari Jakarta.
"Kalau promo itu memang sudah jalan hanya beberapa saja. Kita kalah di media sosial. Kebetulan saya memiliki usaha ini sendiri kalah dengan orang-orang yang memiliki Instagram yang memiliki followers banyak. Kan banyak yang buat Nusa Penida tour atau travel itu yang mengalahkan kita. Ini yang perlu dicari solusinya. Mereka yang buka-buka apakah mereka membayar pajak? Apakah dia menguntungkan negara atau malah merugikan? Contohnya saya, yang memiliki legalitas yang jelas perizinan dan sebagainya. Dulu kita pasti akan cari dan kita kalah pada mereka-mereka yang hanya lewat media sosial," paparnya.
Selain itu mereka juga berkerjasama dengan fastboad. Dan mereka banyak menawarkan harga hingga berantai dan mendapatkan harga paling rendah untuk dijual kembali. Hingga terjadilah perang harga. (*)