Berita Gianyar
UPDATE: Komang Napoleon Tewas Saat Ngelawang Barong di Gianyar, Orangtua Meyakini Ada Unsur Niskala
orangtua Nepoleon, I Kadek Puja dan Ni Ketut Karini tidak menyalahkan teman-temannya yang meninggalkan korban saat tergeletak tak bernyawa di TKP
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Orangtua I Komang Barat Napoleon (12) yang tewas di tempat saat ngelawang barong di Jalan Raya Kembengan, Desa Tulikup, Gianyar meyakini peristiwa meninggalnya anaknya tersebut, bukan murni kecelakaan.
Sebagai orang Hindu Bali, ia meyakini peristiwa duka itu ada unsur niskala.
Karena itu, orangtua Nepoleon, I Kadek Puja dan Ni Ketut Karini tidak menyalahkan teman-temannya yang meninggalkan korban saat tergeletak tak bernyawa di TKP.
Kepada wartawan, Kadek Puja, Minggu 14 November 2021 menceritakan bahwa kerap terjadi hal-hal di luar nalar yang terjadi sebelum Napoleon berpulang.
Baca juga: Kadek Puja Ceritakan Kejadian Aneh Sebelum Anaknya Tewas Saat Ngelawang Barong di Gianyar
Dimana sebelumnya, kakak kedua dari Napoleon yang hanya terpaut beberapa bulan dari dia, juga telah meninggal karena sakit tumor di kepala.
Diketahui, Napoleon adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, semuanya laki-laki.
"Anak kedua saya sudah meninggal, belum lama. Dia sakit tumor di kepala, tapi meskipun divonis seperti itu, anehnya dia tidak pernah sakit," ujar Puja.
Dikarenakan hal tersebut dinilai tidak wajar. Puja dan semua keluarganya pun menggelar upacara penyucian diri, berharap keluarganya dijauhi hal buruk. Penyucian yang dilakukan adalah mebayuh.
Namun entah bagaimana, tidak berselang lama, mendiang kakek Napoleon mendatangi ibunya dalam mimpi ingin mengajak Napoleon.
Oleh ibunya ditolak karena anaknya masih sekolah. Setelah itu, hari-hari keluarga ini berjalan normal.
Dimana Napoleon sendiri, selama Hari Raya Galungan menuju Kuningan, ia menjalankan hobinya ngelawang barong bersama teman-temannya.
Terkadang mereka menghasilkan Rp 300 sampai 400 ribu selama ngelawang dalam beberapa jam.
Dan, di lokasi Nepoleon tewas tertabrak motor, ia sudah sempat ngelawang di sana.
"Di sana katanya murah rejeki, terakhir di sana dapat Rp 500 ribu. Biasanya dapat Rp 400 ribu paling banyak. Mungkin karena itu, anak saya lagi ngelawang ke sana bersama teman-temannya.
Baca juga: Ngelawang Barong, Bocah 12 Tahun Tewas Tertabrak Motor di Gianyar, Teman-temannya Lari Ketakutan
Saya sendiri tidak pernah menyuruh atau berpikir anak ngelawang agar dapat uang. Saya selalu mendukung apa yang dilakukan anak saya. Karena itu bagian dari tradisi dan hobi. Apalagi anak saya sangat suka megambel," ujar Puja, orangtua korban.