Menyongsong Kota Kembar Magelang-Tula atau Mantul, Dubes RI Moskow Beri Kuliah Umum
Dalam Kuliah Umum, Dubes Tavares menyampaikan hal-hal berkaitan dengan pilar kerja sama yang akan dikembangkan melalui rencana Kota Kembar
Penulis: Kander Turnip | Editor: Kander Turnip
Menyongsong Kota Kembar Magelang-Tula atau Mantul, Dubes RI Moskow Beri Kuliah Umum
TRIBUN-BALI.COM, MOSKOW - Guna mendorong proses pengembangan kerja sama Kota Kembar Magelang-Tula ('Mantul'), Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Tavares, memberikan Kuliah Umum yang bertemakan “Hubungan Indonesia – Rusia: Menyongsong Kerja Sama Kota Kembar Magelang – Tula” secara daring bekerja sama dengan Pemerintah Kota Magelang dan Universitas Tidar Magelang, pada Selasa 16 November 2021.
Kuliah Umum dibuka dengan sambutan Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz dan Rektor Universitas Tidar, Prof Dr Mukh Arifin.
Wali Kota Magelang dalam sambutannya mengapresiasi rencana pembentukan Kota Kembar Magelang – Tula (Mantul) yang digagas Dubes Tavares dan berharap KBRI Moskow dapat terus memfasilitasi terwujudnya kerjasama kedua kota tersebut.
“Dengan kerja sama Kota Kembar 'Mantul' diharapkan kota Magelang dapat mewujudkan visi sebagai kota jasa yang modern dan cerdas yang dilandasi masyarakat yang sejahtera dan religius” ujar Wali Kota Magelang, dr Muchamad Nur Aziz.
Senada dengan visi Wali Kota, Rektor Universitas Tidar menyampaikan harapan agar kerja sama internasional akan membuat Universitas Tidar menjadi universitas unggul dalam bidang kewirausahaan berbasis sumberdaya dan kearifan lokal.
Baca juga: Miss Universe Rusia, Oksana Fedorova Ikut Promosikan Destinasi Pariwisata 10 Bali Baru
“Rintisan kerjasama Kota Kembar 'Mantul' ini sangat strategis dalam rangka membuka peluang generasi muda menjalin kerjasama dengan negara lain,” kata Rektor Universitas Tidar, Prof Dr Mukh Arifin.
Dalam Kuliah Umum, Dubes Tavares menyampaikan hal-hal berkaitan dengan pilar kerja sama yang akan dikembangkan melalui rencana Kota Kembar 'Mantul' yaitu: pendidikan (education), perdagangan dan UMKM (trade and MSME's), pemuda dan kebudayaan (youth and culture), pariwisata (tourism), dan kota pintar (smart city). Selain itu, Dubes Tavares juga menjelaskan tentang situasi Rusia terkini, hubungan bilateral Indonesia-Rusia, prospek perdagangan Indonesia-Rusia dan prospek kerja sama Magelang-Tula serta Universitas Tidar-Universitas Tula.
"Rusia merupakan negara yang tidak familiar di masyarakat Indonesia, namun mempunyai potensi kerja sama perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan dan teknologi yang sangat tinggi untuk digarap. Masih jarang sekali dijumpai barang Indonesia di pasar maupun supermarket Rusia," ungkap Dubes Tavares saat membuka Kuliah Umum, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Tribun Bali, Kamis 18 November 2021.
Dubes Tavares menjelaskan, sejak bubarnya Uni Soviet tahun 1991, Rusia bukan lagi negara komunis.
Di bidang ekonomi, Rusia menduduki peringkat 11 ekonomi dunia dengan GDP 1,7 triliun USD atau perkapita USD 11,240. Rusia juga merupakan kekuatan militer global.
Baca juga: KBRI Moskow Rilis Buku Akses Pasar Rusia bagi Pebisnis Indonesia
"Dalam perdagangan, KBRI Moskow meneliti terdapat 21 jenis produk potensial yang dapat dijual di Rusia, mulai dari pakaian, alas kaki, peralatan rumah tangga, sampai dengan barang-barang elektronik. Dari segi komoditi, kelapa sawit, teh, kopi, karet, coklat, buah tropis, produk perikanan, dan farmasi adalah jalan masuk bagi produk Indonesia ke pasar Rusia," tambah Dubes Tavares.
Selain itu, wisatawan Rusia juga tidak sedikit yang berkunjung ke Indonesia.
Pada tahun 2019, kunjungan wisman Rusia ke Indonesia mencapai 158.943 orang dengan rata-rata menghabiskan USD 2.000 dengan jangka waktu kunjungan selama 2 minggu di tujuan wisata.
"Oleh karena itu, penting untuk memiliki kerja sama dengan pemerintah setempat di Rusia, untuk dapat masuk ke Rusia dan bertemu kolega bisnis potensial Rusia yang dapat diajak kerja sama," pungkas Dubes Tavares di hadapan para peserta Kuliah Umum.