Berita Bali

Sebulan Penerbangan Internasional Dibuka, Tak Satupun Wisman Datang ke Bali, ASITA: Ada Apa?

Sebulan Sudah Penerbangan Internasional Dibuka, Tak Satupun Wisman Datang ke Bali, ASITA: Ada Apa?

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Rizal Fanany
Ilustrasi - Suasana Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali terlihat lengang saat resmi dibuka untuk melayani penerbangan internasional, Badung, Kamis 14 Oktober 2021. 

"Tetapi aturannya harus country origin dan harus dari Negara yang sudah diizinkan. Nah ini menjadi sebuah kesulitan buat airline untuk terbang ke Bali. Oleh karena itu kita mengusulkan agar aturan ini dipermudah. Kalau memang mereka harus terbang dari Eropa mereka bisa singgah di salah satu Negara sebagai hub ini kan akhirnya airline itu bisa mengambil penumpang di negara lain termasuk di Negara itu," paparnya.

Baca juga: Cok Ace Ungkap 20 Ribu Wisman Batal ke Bali karena Kendala Penerbangan Langsung hingga Kuota e-Visa

Ia berharap daftar negara yang bisa masuk ke Indonesia bertambah, termasuk untuk Australia dan New Zealand yang telah bersiap untuk itu.

Winastra menambahkan, jangan sampai Bali dibuka menjadi hanya sekedar wacana.

"Apakah kekhawatiran negara-negara tersebut tidak ada terhadap kesehatan? Pasti ada, tetapi harus berimbang, selain kesehatan ada faktor ekonomi yang harus diperhatikan. Kalau kita berbicara ada gelombang kedua dan ketiga kalau saya dengarkan pemaparan dari dubes RI di Bangkok kemarin saat FGD, terutama untuk tiket Sandbox Bali sangat melebihi dari kondisi-kondisi yang disebutkan," lanjutnya. 

Winastra kembali membandingkan positif rate di Bali dengan Thailand.

Di Pukhet, Thailand terdapat 900 orang setiap hari yang baru. Adapun herd immunity-nya berkisar 70 persen, sedangkan Bali sudah 80 persen lebih. Vaksinasi dosis kedua Bali, kata dia, juga sudah hampir 100 persen. 

"Artinya, sudah siap sekali kita kemudian kalau kita berbicara industrinya CHSE nya Hotel dan Restoran sudah ribuan DTW juga sudah ratusan. Dari segi kesiapan kami sangat-sangat siap. Pertanyaannya kenapa masih tetap tidak bisa dibuka? Berarti ada sesuatu yang kurang tepat didalam kebijakan tersebut," tandasnya.

Lihat Kompetitor

Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace meminta pemerintah pusat untuk mengevaluasi berbagai kebijakan yang terkesan justru menghalangi masuknya wisatawan mancanegara (Wisman) ke Bali.

"Kita mohon kepada pusat kita setuju ada G20 kita perlu kendalikan, tapi melihat perkembangan kompetitor di luar ini yang harus mungkin dipertimbangkan, sebab riil kita lihat sudah satu bulan lebih belum ada satupun pesawat asing mendarat di Bali," katanya, Senin 15 November 2021.

Apalagi, beberapa negara-negara kompetitor Bali menurutnya telah menerapkan kebijakan zero quarantine untuk masuk negaranya.

Kebijakan zero quarantine, kata dia, dapat mengundang banyak wisatawan untuk berkunjung.

"Saya melihat kompetitor kita yang terbaru Kamboja bahkan sudah menerapkan zero quarantine, udah banyak negara-negara, Singapura," paparnya.

Akibatnya, sebanyak 20 ribu calon wisatawan yang akan ke Bali memutuskan untuk membatalkan kunjungannya ke Bali.

"Yang pernah disampaikan Pak Gubernur saya ada datanya sebenarnya di bulan November sudah banyak yang akan datang ke Bali, bahkan penumpang sudah 20 ribu dari penerbangan besar saja itu nggak bisa terwujud karena salah satunya penerbangan jarak jauh harus direct, gak bisa naikin penumpang di jalan," kata Cok Ace. (sar/gil) 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved