Berita Bali
Kepala BNN RI Petrus Golose Kunjungan Kerja di Bali, Ini Agendanya
Badan Narkotika Nasional RI menggelar acara sosialisasi terkait kunjungan kerja di Bali dalam beberapa hari ke depan
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Kepala Biro Humas dan Protokol Badan Narkotika Nasional RI Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono menggelar acara sosialisasi terkait kunjungan kerja Kepala BNN RI Komjen Pol Petrus Reinhard Golose di Bali dalam beberapa hari ke depan.
"Di Bali Kepala BNN RI menghadiri sejumlah kegiatan podcast, pertemuan, diskusi panel, webinar bersama pejabat tinggi lain.
Diantaranya Ketua KPK Irjen Pol Firli Bahuri, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar.
Maupun para pejabat pimpinan daerah di Bali," papar Pudjo awak media di Kota Denpasar, Bali, Senin 22 November 2021 malam.
Baca juga: Di Bali, Kepala BNN RI Perkuat Sinergitas dengan Pemda untuk Wujudkan Indonesia Bersih Narkoba
"Ada juga penandatangan MoU dengan Australian Federal Police (AFP) dan juga pameran," sambungnya.
Ia menambahkan, Pulau Bali sebagai magnet pariwisata mulai menunjukkan geliatnya dalam dua pekan terakhir, dari sisi penanggulangan narkoba juga perlu diwaspadai.
"Kalau di daerah asal merupakan seorang pemakai, misal pakai heroin di sini juga cari," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BNNP Bali Brigjen Pol Gde Sugianyar Dwi Putra menyampaikan, BNN RI terus berupaya memberantas narkoba sampai ke akarnya, termasuk melalui upaya menggandeng influencer.
"Narkoba tidak mengenal kasta, golongan atas bawah menengah, tugas kami adalah meyakinkan kelompok ini agar narkoba harus dijauhi dan pecandu direhabilitasi.
Upaya ini juga untuk menekan angka over kapasitas di lembaga pemasyarakatan yang didominasi napi kasus narkoba," ujar dia.
Dengan pendekatan, soft power dan smart power sebagaimana yang digaungkan Komjen Golose, maka diyakini dapat mengantisipasi adanya residivis kasus narkoba yang bisa semakin membuat penuh sesak ruangan di balik sel jeruji besi.
"Dengan War on Drugs, strategi soft power dan smart power gencar dilakukan, supaya tidak ada residivis yang kambuh mengulang kasus, ada tangkapan residivis, ada tangkapan residivis," ujarnya.
(*)