Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

UPDATE Kasus Subang, Pembunuhnya Kuasai Ilmu Forensik tapi Ceroboh, Tinggalkan Jejak di Setir Mobil

Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti mengakui  bahwa pelaku memiliki ilmu pengetahuan luar biasa dan sangat faham dunia forensik.

Editor: Bambang Wiyono
Instagram
Ahli Forensik Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti membeber cara mendeteksi puntung rokok di kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. 

"Kita tidak butuh pengakuan mereka (pelaku) kan," tegasnya.

Dr Hastry Bocorkan Cara Mengungkapnya

Dr Hastry menerangkan proses identifikasi di kasus Subang ini berbeda dengan kasus lainnya. 

Kalau pada kasus biasa tim forensik bisa cepat mengidentifikasi karena ada data pembanding keluarga. 

Sementara di kasus pembunuhan yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu ini, sudah ada puluhan DNA yang didapat dari lokasi dan sekitarnya. 

Hanya saja, puluhan DNA ini perlu dicocokkan dengan properti atau barang bukti lain di tempat kejadian perkara (TKP). 

"Kalau darah bisa 3 hari. kalau benda mati, misalnya darah di baju itu lama.

Sidik jadi di rokok, kursi, pintu itu butuh waktu lama. Itu bisa kuat DNA nya," katanya. 

Kasus Subang ini cukup lama karena ada pemeriksaan berulang hingga beberapa kali. 

Hal ini terjadi karena ada kekacauan di TKP yang membuat kondisinya terkontaminasi dengan banyaknya orang yang keluar masuk tanpa diketahui penyidik. 

Khusus DNA yang ditemukan di puntung rokok di lokasi kejadian, diakui dr Hastry memang butuh satu bulan untuk mengungkapnya. 

Hal itu karena penyidik juga ingin mencocokkan DNA itu dengan waktu kematian korban.

"Itu yang sulit karena harus kita ulang lagi, kita bandingkan dengan properti atau sisa-sisa rokok yang lain.

Karena rumah itu banyak didatangi orang-orang dari yayasan.

Oh... yang baru itu DNA siapa, sesuai gak dengan waktu kejadian, dengan waktu kematian?

Halaman
1234
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved