Berita Bali

Sambut G20, Kawasan Wisata Mangrove Denpasar Direstorasi, Target Rampung pada Agustus 2022

Rencananya hutan Mangrove yang juga sebelumnya merupakan kawasan wisata ini akan dirombak total, pada bagian tracking atau tempat berjalan yang ada

Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ni Luh Putu Wahyuni Sari
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. dan Gubernur Bali, Wayan Koster ketika kunjungi kawasan Hutan Mangrove Denpasar. 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, M.P.A. yang juga sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia mengunjungi Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah 1 yang berlokasi di Jalan Bypass Ngurah Rai, Denpasar Selatan pada, Kamis (25 November 2021).

Rencananya hutan Mangrove yang juga sebelumnya merupakan kawasan wisata ini akan dirombak total, pada bagian tracking atau tempat berjalan yang ada didalam mangrove.

"Mau dirubah total karena sudah umur 18 tahun juga, jadi akan dibuat lebih permanen tracking-nya sehingga nantinya car juga bisa lewat sana," ungkap, Luhut.

Nantinya Hutan Mangrove seluas 600 ribu hektare ini akan direstorasi jelang G20 yang akan berlangsung di Bali. Dan dana restorasi tersebut didapat dari APBN.

Baca juga: Menghirup Udara Segar di Hutan Mangrove Bali, Tawarkan Sunrise Ciamik

"Kita melihat ini dengan pak Gubernur sebagai contoh Mangrove yang sudah berumur dan bekas tambak ini juga membuat kontribusi yang baik untuk penyerapan karbon. Ini bagian kecil dari program pemerintah yang dimana 600 ribu hektare Mangrove direstorasi. Nanti waktu G20 presiden akan nunjukin selama tahun ini dan tahun depan hampir 200 ribu hektare melakukan restorasi dan masih sebagian besar didanai oleh APBN," tambahnya.

Seluruh proyek restorasi yang akan berjalan didanai 1,2 miliar dollar AS.

Selain itu Word Bank juga akan memberikan bantuan sebanyak Rp 400 juta dollar AS untuk kegiatan restorasi ini.

"Jadi presiden mau ngirim pesan 'jadi kamu tuh jangan omong-omong saja didalam pertemuan tingkat tinggi dengan dunia- dunia'. Karena program ini didanai Rp 1,2 miliar dollar.

Keliatannya World Bank akan memberikan bantuan 400 juta dollar.

Banyak pengusaha kelapa sawit, pengusaha-pengusaha smelter yang ada tempat mereka menanam Manggrove mereka akan mulai tanam. Karena nanti mereka bisa klaim karbonnya," tambahnya.

Saat ini pihaknya sedang melakukan penyempurnaan kebijakan mengenai carbon pricing dan carbon trading dengan instansi-instansi terkait seperti Menteri Keuangan dan Perdagangan, OJK, DLHK, SDM, dan PLN.

Ia juga menjelaskan hal tersebut karena Indonesia merupakan salah satu super power dalam carbon credit.

"Ini kekuatan besar kita mungkin bisa menghasilkan puluhan, ratusan bahkan miliaran dollar AS.

Mungkin beberapa puluh tahun kedepan untuk generasi muda kedepannya untuk menciptakan lapangan kerja.

Baca juga: Bisa Menarik Minat Kunjungan Wisatawan, 126 Hektar Lahan akan Dijadikan Hutan Mangrove

Nanti bisa ikan, udang, kepiting dan sebagainya hidup disini. Kalau masuk tadi didalam beda temperatur dengan disini hampir 1 derajat atau 0,5 derajat," sambungnya.

Rencananya proyek restorasi kawasan Mangrove ini akan selesai pada, Bulan Agustus 2022 mendatang. (*)

Artikel lainnya di Berita Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved