Berita Bali
Badung Belum Dapat Kuota, Nakes yang Tangani Covid-19 Bisa Nikmati Staycation
Tenaga kesehatan (nakes) dan tenaga penunjang fasilitas kesehatan (faskes) penanganan Covid-19 di Bali bisa menikmati libur secara staycation
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Ia menyebutkan, kegiatan reaktivasi ini diharapkan memiliki multiplier effect, yakni adanya kenaikan occupancy atau tingkat hunian hotel 40 persen.
Sehingga, hal ini bisa memberikan dampak mempekerjakan kembali karyawan yang telah dirumahkan, baik yang berasal dari industri perhotelan maupun moda transportasi darat.
Sementara itu, di Bangli program ini sudah beredar sejak beberapa bulan terakhir di kalangan nakes. Kendati demikian, program tersebut nampaknya tidak terlalu diminati.
Wadir Pelayanan RSU Bangli, dr I Made Naris Pujawan, Selasa 30 November 2021, mengatakan, pihaknya sudah mendapat informasi soal program staycation ini sejak tiga bulan lalu.
Informasi tersebut juga sudah ditawarkan ke grup, namun respon dari para nakes enggan untuk ambil bagian.
"Bahkan ketua Covid-nya (di RSU Bangli) enggan, dengan pertimbangan situasi pandemi yang terjadi. Ia beranggapan lebih baik di rumah, lebih dekat dengan keluarga. Karena tidak ada yang mau ambil, maka saya tidak follow up lagi," ungkapnya.
Naris mengaku sudah sempat diskusi dengan rumah sakit dari Kabupaten/Kota lain, dan diakui para nakes cukup antusias.
Sementara kondisi ini justru berbanding terbalik dengan nakes di Bangli.
Baca juga: 292 Nakes di Klungkung Ambil Kesempatan Menginap di Hotel Selama Sebulan
"Mungkin dalam persepsi saya, mereka (nakes) sudah cukup dengan mendapatkan insentif dan jasa pelayanan yang lancar, mereka sudah bersyukur. Jadi tawaran ke hotel (staycation) mereka ndak mau," imbuhnya.
Direktur RSU Bangli, I Nyoman Arsana mengatakan, alasan para nakes di RSU Bangli enggan ambil bagian staycation lantaran masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Terlebih ada pemberlakukan PPKM level 3 pada akhir tahun.
Terkait jika ada nakes mau ambil bagian, Arsana menyebut pihaknya terlebih dahulu akan melakukan analisa.
"Ya misalnya, apakah tenaganya kita perlukan, apakah tempatnya memadai dan ada pertanggungjawabannya, bagaimana penerapan prokesnya, dan sebagainya," sebut dia.
Di Klungkung, ada 292 tenaga kesehatan yang mengikuti program serupa sejak Oktober lalu.
Para tenaga kesehatan yang berkesempatan mengikuti program tersebut, yakni nakes yang bertugas di RSUD Klungkung.