Berita Bali
Panca Dewata, Kaitan Penciptaan Alam Semesta dan Lahirnya Para Dewa
Alam semesta diciptakan oleh Panca Dewata, dari unsur yang halus sampai dengan tingkat yang mempunyai wujud nyata
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Rudra menciptakan mata dari teja. Iswara menciptakan nafas dari bayu, dan Sadasiwa menciptakan suara dari akasa.
“Setelah terbentuk wujud tubuh, maka atman menjelma dalam kehidupan manusia,” jelas Ida Rsi.
Selanjutnya Panca Dewata menempati bagian-bagian, dan menjaga serta menumbuhkan kesadaran dan menjiwainya.
Brahma menempati muladara (pernafasan), Wisnu menempati nabhi (pusar), Rudra menempati hati, Iswara menempati leher, dan Sadasiwa menempati ujung lidah.
“Dalam proses perkembangannya, manusia berperan sebagai alat melalui pertemuan laki-laki dan perempuan,” sebut Ida Rsi.
Yang menjadi benih manusia disebut rupa suksma dengan sifat abstrak dan gaib. Rupa suksma inilah yang menjadi sukla, berwarna manik putih kekuning-kuningan.
Sedangkan swanita keluar dari pradhana tattwa. Sukla dan swanita ini kemudian bercampur dalam rahim, hingga terwujud manusia.
Atau dalam istilah lazim saat ini proses perkawinan antara pria dan wanita untuk melahirkan keturunan.
Ida Rsi melanjutkan, dalam konsep ajaran Ganapati Tattwa disebutkan bahwa pada awal mulanya adalah kosong, yang ada hanya Siwa dan nirguna.
Keadaan itu disebut Sukha Acintya, yaitu keadaan maha bahagia yang tidak terpikirkan.
Baca juga: Sekaa Shanti di Pura, Bagian Penting Panca Gita
Kemudian terjadi evolusi, dari Sang Hyang Sukha Acintya muncullah Sang Hyang Jnana Wisesa atau pengetahuan yang mulia.
“Ia berbadankan alam semesta, tetapi tidak ternoda, tidak terpengaruhi oleh apapun, dan tidak terjangkau.
Ia berkeadaan wisesa, maha kuasa. Ia disebut Sang Hyang Jagat Karana,” ucap Ida Rsi.
Sebab ia memiliki ilmu pengetahuan yang maha kuasa, dan sebagai penyebab dunia atau alam semesta dengan segala isinya.
Lanjut Ida Rsi, ia menampilkan diri dalam aspek saguna. Kemudian ia menciptakan yang berkeadaan nyata (paras).