Guru di Pesantren Rudapaksa Santriwati
Herry Guru Pesantren Rudapaksa 12 Santriwati, Tak Panik dengan Korban Hamil, Malah Katakan Ini
Herry Wirawan guru ngaji yang rudapaksa 12 santriwatinya, bukanya panik dengan korban hamil ia justru mengatakan ini
Penulis: I Putu Juniadhy Eka Putra | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Sebab, menurut Diah, para orangtua korban bukan orang-orang yang tergolong mampu.
Mereka kebanyakan adalah buruh harian lepas, pedagang kecil, dan petani yang tadinya merasa mendapat keuntungan anaknya bisa masuk pesantren sambil sekolah gratis.
"Alhamdulillah, yang rasanya mereka (awalnya) tidak terima, namanya juga bayi, cucu darah daging mereka, akhirnya mereka rawat, walau saya menawarkan kalau ada yang tidak sanggup, saya siap membantu," katanya.
Kisah orangtua, Anaknya Melahirkan Dua Anak dari Rudapaksa HW
Begitu pula dengan orangtua korban yang anaknya memiliki dua anak dari guru ngajinya tersebut.
Menurut Diah, anak pertamanya berusia 2,5 tahun dan beberapa bulan lalu melahirkan anak kedua, orangtua dan anaknya mau merawatnya.
"Saya nengok ke sana (rumahnya), menawarkan (bantuan) kalau enggak sanggup merawat, ternyata mereka tidak ingin dipisahkan anaknya, dua-duanya perempuan," kata Diah.
Korban yang melahirkan paling akhir pada November 2021 lalu usianya masih 14 tahun.
Setelah melahirkan, dirinya pun menawarkan bantuan jika orangtuanya tidak sanggup mengurus, namun orangtuanya mau mengurus.
"Setidaknya, mereka sudah menerima takdir ini, nanti saya berencana mau nengok juga ke sana," katanya.
(*)