Berita Bali
KPPAD Bali Imbau Masyarakat Stop Sebar Identitas dan Video Asusila Pelajar di Tejakula
KPPAD berharap masyarakat hentikan peredaran dan aparat terkait untuk me-take down video tersebut agar tidak disebarkan lagi.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dunia maya kembali dihebohkan dengan video dewasa yang diperankan oleh anak-anak dimana pelakunya terdiri dari perempuan satu orang dan laki-laki sejumlah lima orang.
Mengenai hal tersebut, Komisioner Perlindungan Perempuan dan Anak Daerah (KPPAD) Bali soroti kasus video tersebut yang belakangan diketahui terjadi di Tejakula, Buleleng, Bali.
Ni Luh Gede Yastini selaku Komisioner KPPAD Bali ketika dikonfirmasi mengatakan, ia sudah mengetahui hal tersebut dari Perbekel Desa Les, Tejakula, Buleleng.
"Saya sudah tahu dari Perbekel Desa Les. Karena ini sudah masuk kepolisian ya KPPAD kan nanti akan berkoordinasi dengan teman-teman yang mendampingi di Singaraja ada P2TP2A Singaraja yang mendampingi langsung," jelasnya pada, Senin (13 Desember 2021).
Baca juga: VIDEO Siswi SMP Disetubuhi 4 Pria di Tejakula Viral, Polres Buleleng Lakukan Penyelidikan
Lebih lanjutnya ia mengatakan, tentunya dalam hal ini terdapat dua poin yang diharapkan KPPAD pada masyarakat.
Pertama untuk video yang saat ini sudah beredar, KPPAD berharap masyarakat hentikan peredaran dan aparat terkait untuk me-take down video tersebut agar tidak disebarkan lagi.
Ia juga mengingatkan bagi masyarakat yang menyebarkan video tersebut akan terkena Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
"Untuk identitas korban karena saya ada melihat rekaman di Facebook dan sejenisnya identitas korban di-publish dengan jelas, harusnya itu dihentikan karena barang siapa yang menyebarkan identitas korban anak bisa dipidana. Jadi mohon untuk masyarakat menghentikan penyebaran video serta identitas korban," tambahnya.
Sementara itu untuk korban perempuan dalam video tersebut diketahui baru berusia 12 Tahun.
Dalam hal ini KPPAD sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang mendampingi korban di sana.
Dalam hal ini hukum tetap berjalan, tapi pihaknya juga meminta supaya ada pemulihan bagi korban dan pendampingan akan tetap dilakukan.
"Pendampingan hukum juga dan nanti konseling psikologi harus dilakukan bagaimana pun juga pasti ada dampak secara psikologi pada anak-anak karena korbannya masih kecil 12 tahun. Kita akan terus melihat kondisi di lapangan seperti apa support keluarga agar anak-anak yang menjadi korban ini termasuk yang melakukan di video itu pun nanti tetap bisa safe dengan keluarga dan sekitarnya," sambungnya.
Ia mengharapkan agar tidak ada penghakiman dari masyarakat sekitar anak-anak tersebut sampai proses penyidikan ini selesai dan anak-anak pulih kembali ke masyarakat dan keluarga bersama.
Polres Buleleng Lakukan Penyelidikan
Sebelumnya diberitakan Tribun Bali, seorang siswi yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang ada di kawasan Kecamatan Tejakula, Buleleng, disetubuhi secara bergiliran oleh empat orang pria yang juga masih dibawah umur.
Baca juga: Pemotor Tewas Ditabrak Truk di Buleleng, Polisi Sempat Kesulitan Cari Identitas Korban
Kasus ini pun kini telah ditangani oleh Unit PPA Polres Buleleng.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun, persetubuhan ini terjadi pada Selasa (7/12/2021) lalu di salah satu rumah warga yang ada di Kecamatan Tejakula.
Aksi yang dilakukan oleh para remaja itu kemudian berhasil direkam oleh seseorang. Hingga video berdurasi 34 detik itu menyebar di WhatsApp.
Video itu kemudian berhasil diketahui oleh salah satu guru dari siswi tersebut. Hingga akhirnya sang guru melaporkan kasus tersebut ke Mapolres Buleleng.
Berangkat dari laporan guru tersebut, polisi kemudian memeriksa siswi dan sejumlah pria yang menyetubuhinya itu pada Senin (13/12/2021).
Kapolres Buleleng, AKBP Andrian Pramudianto membenarkan adanya video viral terkait persetubuhan antara seorang siswi dan empat orang pria tersebut.
Pemeriksaan dilakukan dengan didampingi oleh orangtuanya masing-masing.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, persetubuhan itu ungkap AKBP Andrian, dilakukan atas dasar suka sama suka.
Namun persetubuhan itu direkam oleh seseorang, hingga videonya menyebar di WhatsApp dan diketahui oleh salah satu gurunya.
Saat disinggung apakah ada dugaan siswi tersebut dibayar? AKBP Andrian mengaku hal tersebut masih akan didalami oleh penyidik.
Baca juga: BREAKING NEWS Emanuel Setiawan Tewas Tersengat Listrik di Rumah Messnya di Buleleng
"Itu masih didalami. Mereka kan baru diperiksa, perkembangan selanjutnya nanti kami sampaikan. Untuk penyebar video juga pasti akan kami periksa," tutupnya.
Dengan adanya kasus persetubuhan ini, AKBP Andrian pun mengaku sangat miris. Mengingat siswi dan empat pria yang melakukan aksi persetubuhan itu seluruhnya masih dibawah umur.
"Entah mereka terinspirasi dari mana, sehingga melakukan hal teesebut. Saya harap anak muda Buleleng jadikan hal ini sebagai pelajaran, agar hal seperti ini tidak lagi terjadi," tutupnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Buleleng, Made Astika dikonfirmasi terpisah mengatakan, pihak sekolah sudah beberapa kali memberikan pembinaan kepada siswi tersebut, karena berbagai persoalan.
"Intinya sekolah sudah intens menangani yang bersangkutan. Saya harap kedepan antara guru di sekolah dengan orangtua siswa juga bisa berkolaborasi melakukan penanganan dan pengawasan terhadap masing-masing siswanya," ucapnya.
Setelah siswi dan empat pria yang melakukan aksi persetubuhan itu selesai menjalani pemeriksaan di kepolisian dan dikembalikan ke orangtuanya masing-masing, pihaknya juga akan memberikan pembinaan yang intens kepada siswi dan empat pria tersebut.
"Harapan kami setelah adanya kejadian ini, mereka bisa menjalani hidup lebih baik. Seluruh guru BK juga akan kami minta untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak agar terhindar dari perilaku negatif seperti ini," tutupnya. (Sar/Rtu)