Berita Denpasar

Makna Yadnya yang Disebut Sattvika Yadnya 

Yadnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan umat Hindu di Bali.Yadnya berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata 'yaj' yang berarti memuja.

Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Karsiani Putri
AA Seri Kusniarti
Suasana salah satu upacara yadnya, yakni Manusa Yadnya di geria.  

Pitra Rna diselesaikan dengan Manusa Yadnya dan Pitra Yadnya.

Serta Rsi Rna diselesaikan dengan Rsi Yadnya.

Sehingga hakekat Panca Yadnya ini adalah beryadnya kepada Tuhan (Prajapati).

Kemudian beryadnya kepada sesama manusia (Praja).

Dan beryadnya kepada alam (Kamadhuk).

Hubungan baik dengan Tuhan dan seisi alam semesta inilah yang sesuai dengan Tri Hita Karana. 

Baca juga: Yadnya dan Kaitannya dengan Tri Rna dalam Hindu Bali

Baca juga: Genta Sebagai Simbol Ketuhanan, Bermakna Kesucian dalam Hindu Bali

Yadnya juga konsep penebusan dosa untuk itu hewan atau tumbuhan yang disembelih dalam upacara yadnya tujuannya adalah didoakan dan diberi kesempatan beryadnya.

Sehingga harapannya tatkala bereinkarnasi bisa menduduki penjelmaan lebih tinggi.

Hal ini sesuai dengan Manawa Dharmasastra V.40.

Untuk itu kata yadnya juga berarti mendekatkan, yakni mendekatkan diri pada Tuhan. 

Dalam kitab suci Bhagawad Gita XVII. sloka 11 sampai dengan 13, menyatakan adanya tiga kualitas yadnya.

Tiga kualitas tersebut adalah yadnya yang Sattvika, yadnya yang Rajasika, dan yadnya yang Tamasika.

Semua umat Hindu tentunya mengejar yadnya dengan kualitas Sattvika.

Sebab yadnya dengan kualitas Sattvika yang dianggap sebagai yadnya dengan kualitas terbaik. 

Baca juga: Mengapa Leluhur Disembah? Berikut Penjelasannya dalam Hindu Bali

Dalam lontar-lontar di Bali, upacara yadnya dibagi menjadi tiga tingkatan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved