Tekan Laju Inflasi, Resi Gudang Bisa Bermanfaat untuk Kesejahteraan Petani

Resi gudang telah berjalan lebih dari 15 tahun di Indonesia saat ini banyak dilihat dari aspek kesejahtaraan untuk para petani dan pemilik komoditas. 

Istimewa
Aktivitas Resi Gudang PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) 

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Resi gudang telah berjalan lebih dari 15 tahun di Indonesia saat ini banyak dilihat dari aspek kesejahtaraan untuk para petani dan pemilik komoditas. 

Namun instrumen ini juga bisa menjadi bagian untuk mendukung  ketahanan pangan nasional, terutama dari sisi rantai pasok (supplay chain) nya.

Pengamat Ekonomi Izza Mafruhah, mengatakan resi gudang dalam konteks ketahanan pangan menjadi instrumen yang dapat membantu dari aspek produksi berupa pembiayaan dan juga aspek penjagaan harga untuk menekan laju inflasi. 

Baca juga: Kapolres Badung Pantau Vaksinasi Anak 6-11 Tahun dan Beri Bantuan Beras Kepada Orang Tua Siswa

"Hal ini karena hasil pertanian adalah salah satu produk yang tergantung pada kondisi alam dan musim, dan tanaman pangan  membutuhkan masa sekitar 3 sampai 4 bulan sekali panen," terangnya.

Pada saat panen raya, kata dia, jumlah produk melimpah sehingga harga turun, sebaliknya pada masa tanam dan produksi, hal ini menyebabkan harga fluktuatif. 

"Salah satu alternatif dalam mengatasi ini adalah dengan menyiapkan saluran distribusi yang menjaga ketersediaan barang sekaligus meredam fluktuasi harga agar tidak merugikan baik petani maupun konsumen, dan itu bisa dengan melalui sistem resi gudang," ucapnya.

Baca juga: Sebuah Gudang Milik Warga Kebakaran Hebat, Satu Mobil Hangus Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp145 Juta

Menurutnya, perlu upaya bersama dari para pemangku kepentingan, baik pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan juga media perlu melakukan kolaborasi untuk mengoptimalkan sistem resi gudang ini dalam mendukung ketahanan pangan.  

Beberapa upaya yang perlu dilakukan, disebutkannya ialah pertama melakukan sosialisasi tentang SRG, tujuan, aktivitas serta upaya yang dilakukannya termasuk dalam hal bantuan pembiayaan yang bisa diberikan kepada pelaku usaha. 

"Langkah ini perlu dilakukan oleh pemerintah termasuk dengan menggandeng akademisi dan media," tutur Izza yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sebelas Maret Surakarta itu.

Kedua, meningkatkan kemudahan dan keterjangkauan akses pembiayaan kepada pihak petani dan pelaku usaha pertanian agar tidak terjebak pada pembiayaan illegal.

Ketiga, bekerja sama dengan pelaku usaha di bidang pemasaran agar mampu menyalurkan barang kebutuhan pangan dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.

Baca juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, KBI Jalankan Fungsi Lembaga Kliring Perdagangan Timah Dalam Negeri 

Keempat, melakukan pendekatan kepada pihak pemerintah khususnya dalam penjaminan pinjaman (government guarantee) terhadap petani dan UMKM terkait.

Terkait Sistem Resi Gudang untuk ketahanan pangan, PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) yang berperan sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang, Direktur Agung Rihayanto mengatakan dalam kaitan dengan ketahanan pangan ini, Sistem Resi Gudang dapat dimanfaatkan dari sisi supplay chain atau rantai pasoknya. 

"Hal ini karena pada intinya bicara ketahanan pangan adalah tentang ketersediaan dan keterjaungkauan masyarakat terhadap kebutuhan pangan," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved