Berita Denpasar

Guru Besar Perempuan Pertama ISI Denpasar, Tari `Bebek Putih Jambul` Antar Ruastiti Jadi Profesor

Lewat `Tari Bebek Putih Jambul`, Ni Made Ruastiti dikukuhkan sebagai guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.

Dok. Pribadi Prof. Ruastiti
Guru besar perempuan pertama ISI Denpasar, Prof. Dr. Ni Made Ruastiti, SST., M.Si. - Guru Besar Perempuan Pertama ISI Denpasar, Tari `Bebek Putih Jambul` Antar Ruastiti Jadi Profesor 

Tarian ini memiliki durasi yang singkat yakni 7 menit dan ditarikan oleh 11 orang penari serta dibuat untuk anak usia 3–6 tahun.

“Saya memang rancang tarian ini untuk materi kelas dan bukan show di panggung. Saya ingin materi ini jadi pondasi kearifan lokal bagi anak-anak usia dini,” imbuh Kepala Program Studi (Prodi) Seni Tari ISI Denpasar ini.

Untuk penggarapan dan riset tari ini, Ruastiti bekerjasama dengan Sanggar Paripurna Bona, Gianyar.

Sedangkan pendanaan riset didukung oleh Kemendikbudristek, yang dilaksanakan selama tiga tahun dengan sistem multiyear.

“Gol-nya tarian ini yakni memberi internalisasi untuk pendidikan dasar dan memberikan penguatan karakter sejak dini,” katanya.

Untuk penyebarluasan tari ini, ia akan lakukan lewat luring (offline) maupun daring.

Untuk luring dilaksanakan dari kursus ke kursus, dan bahkan ada rencana untuk membuat lomba dengan peserta siswa TK se-Bali.

Selain itu, juga melalui buku ajar yang memuat teknik serta ragam gerak dari tarian ini.

“Sementara untuk daring, saya sudah mengunggahnya ke Youtube, sehingga anak-anak bisa lebih mudah mempelajarinya,” katanya.

Ruastiti awalnya tidak tahu bahwa ia merupakan guru besar perempuan pertama di ISI Denpasar.

“Saya baru tahu setelah teman-teman yang mengatakannya, dan ternyata memang benar,” tuturnya.

Sejak diangkat menjadi dosen di ISI Denpasar pada tahun 1992 yang saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar, Ruastiti mengaku fokus dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Baca juga: Ciptakan Tarian untuk PAUD dan TK, Ni Made Ruastiti Jadi Guru Besar Perempuan Pertama ISI Denpasar

Ia fokus mengajar mahasiswa, termasuk melakukan penelitian yang berguna bagi masyarakat sehingga memiliki banyak poin yang menjadikan dirinya bisa menjadi guru besar.

Selain melahirkan `Tari Bebek Putih Jambul`, dosen berprestasi tahun 2016 ini juga menciptakan seni pertunjukan berjudul `Wayang Wong Inovatif Cupu Manik Astagina Anak-anak` (2020), `Wayang Wong Inovatif Cupu Manik Astagina Remaja` (2020), dan `Tari Peteng Bulan` (2021).

Beberapa karya ilmiah juga telah ia telurkan dan beberapa di antaranya didanai oleh Kemendikbudristek.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved