FAKTA Bougainville yang Memilih Merdeka dari Papua Nugini, Akan Jadi Negara Tetangga Dekat Indonesia
Kecahnya konflik di Bougainville juga dipicu oleh keinginan untuk menentukan nasib sendiri, sengketa tanah, dan kerusakan lingkungan terkait tambang.
Selama bertahun-tahun konflik, faksi-faksi bersenjata yang berbeda bermunculan termasuk Tentara Revolusioner Bougainville dan Pasukan Perlawanan Bougainville.
Konflik tersebut memaksa sebagian besar penduduk mengungsi.
Kelompok pemberontak akhirnya menguasai pulau itu sampai 1991 ketika Papua Nugini mengerahkan pasukannya di sana dan merebut kembali kontrol atas Bougainville.
Kendati demikian, konflik di sana terus berlanjut. Pada akhir 1990-an, sebanyak 15.000 orang menjadi korban tewas akibat konflik.
Pada 2001, kelompok separatis di Bougainville dan Pemerintah Papua Nugini akhirnya mencapai kesepakatan damai.
Kesepakatan tersebut berisi pembentukan daerah otonom di Bougainville serta pulau-pulau terdekatnya serta janji referendum kemerdekaan dari Papua Nugini.
Referendum lantas diadakan antara 23 November hingga 7 Desember 2019, dengan hasil diumumkan pada 11 Desember.
Hasil dari referendum tersebut adalah 98,31 persen suara mendukung kemerdekaan penuh Bougainville dari Papua Nugini.
Proses kemerdekaan Bougainville bakal dimulai pada 2023. Bougainville diperkirakan bisa menjadi negara yang merdeka penuh pada 2027.
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul https://www.kompas.com/global/read/2021/12/22/094512170/alasan-bougainville-memilih-merdeka-dari-papua-nugini-calon-negara-baru?page=all#page2