Berita Gianyar
Jeruk Siam Kini Jadi Primadona Petani di Gianyar, Sebanyak 60% dari Hasil Panen Dijual Keluar Bali
Selain padi, kini petani di Kabupaten Gianyar, Bali memiliki tanaman baru yang dijadi handalan.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Karsiani Putri
lihat foto
Namun, tak menutup kemungkinan, hampir di setiap tempat di Gianyar bisa ditanami jeruk siam.
Namun jika daerahnya terlalu panas, seperti dekat pantai, maka buahnya tidak maksimal.
"Di tahun 2021 ini, produksi jeruk Gianyar mencapai 50.363 Ton. Dari jumlah ini, 60 persen dipasarkan keluar Bali, utamanya Semarang, Surabaya dan Jakarta," ujar Suarka.
Dia mengungkapkan, saat ini petani jeruk siam Gianyar telah memiliki jaringan.
Karena itu, hasil panen petani selalu terserap dengan baik.
Baca juga: Tiang Listrik Roboh Timpa 6 Motor dan Rumah di Payangan Gianyar
Baca juga: Kisah Miris Adik Cantik Ni Luh Tiari, Tinggal Bersama Kakek-Nenek Renta, Butuh Bantuan Biaya Sekolah
"Petani jeruknya sudah punya jaringan. Selama ini sangat laku, dan di saat harga anjlok petani jeruk siam tidak benar-benar merugi," ungkapnya.
Hal lain yang menguntungkan petani jeruk siam di Gianyar, kata dia, pertanian jeruk siam ini bisa menerapkan pola tumpang sari.
Biasanya, jaruk siam ini dipadukan dengan komoditas jahe.
Dan, kata Suarka, jahe juga merupakan komunitas yang memiliki pasar luas, terutama jahe merah.
"Jahe merah ini juga pasarnya terbuka untuk kebutuhan obat herbal di Jawa, sehingga petani membudidayakan di bawah tanaman jeruk siam," jelasnya.
Kata dia, saat ini, kapasitas tanam komoditas jahe saat ini baru sekitar 60 hektare, tersebar di seluruh Kecamatan di Gianyar.
"Kalau jenis komoditas jahe, kunyit dan sejenisnya, pasarnya masih sangat terbuka. Persoalannya petani belum bisa menanam secara konsisten. Mudah-mudahan kedepan, luas tanamnya bisa lebih luas lagi," ujarnya.
(*)
