Berita Bali
Kisah Lubdaka pada Malam Siwaratri
Kisah Lubdaka pada malam Siwaratri: karena baktinya saat malam Siwaratri, ia diberikan anugerah dan tempat di Siwaloka
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Irma Budiarti
Ketimbang ia tersesat di tengah hutan. Ia berdiam diri di atas pohon, menghindari sergapan hewan buas.
Kala itu ia naik ke atas pohon Maja atau Bilwa, yang ada di pinggir danau.
Matanya mulai mengantuk, mulutnya menguap dengan lebar.
Karena takut tertidur, ia memetik satu per satu daun Maja sebagai pengusir kantuknya.
Ia tidak tahu di tengah danau terdapat Siwa Lingga. Satu per satu daun Maja berkumpul di Siwa Lingga itu.
Lubdaka yang kelelahan, akhirnya melihat mentari pagi akan naik dari ufuk timur.
Ia pun senang karena malam telah berakhir, dan segera turun dari pohon Maja.
Walaupun tak mendapat buruan, setidaknya ia aman sampai pagi. Sesampainya di rumah, anak dan istrinya girang.
Mengira Lubdaka membawa pulang hasil buruan untuk dimasak dan disantap.
Harapan mereka pupus, tatkala melihat tangan kosong sang ayah.
Baca juga: RENUNGAN Siwaratri: Malam Paling Gelap hingga Refleksi Kisah Lubdaka Sang Pemburu
Waktu berlalu, pagi dan malam silih berganti, usia terus berjalan. Sampai tiba waktunya Lubdaka sakit keras, hingga akhirnya ia meninggal dunia.
Upacara pengabenan pun dilakukan agar roh Lubdaka tenang dan bersatu disisiNya.
Tapi tidak ada yang tahu, atmanya melayang-layang di angkasa dengan penuh kesedihan.
Tanpa tahu jalan mana yang harus dilalui. Diantara kesedihan Lubdaka, ada karunia yang menanti.
Dewa Siwa yang mengetahui ihwal Lubdaka, tatkala malam Siwaratri tidak berburu dan tetap melek. Akhirnya memberikan karunia pada rohnya.